Pengarahan di halaman sekolah sebelum berangkat |
Di SD tempat Banyu sekolah terdapat berbagai macam kegiatan, baik yang melibatkan orang tua murid atau tidak. Salah satu kegiatan yang melibatkan orang tua murid sebagai tenaga sukarelawan adalah kegiatan mengeksplorasi lingkungan sekitar, yang dalam bahasa Jepang disebut dengan Machi Tanken (町探検). Seperti yang sudah pernah saya tulis di di sini, bila belajar di sd negeri maka sekolah yang harus dimasuki si anak sudah ditentukan oleh pemerintah daerah, yaitu sekolah di rayon terdekat dengan tempat tinggal yang terdaftar di registrasi pemerintah. Oleh karena itu anak biasanya sangat mengenal lingkungan tempat tinggal dan sekolahnya. Untuk lebih mengenal daerah tempat tinggal dan sekitar sekolah, murid-murid kelas 2 diajak untuk "jalan-jalan" bersama melewati rute yang telah ditentukan.
Wali kelas sedang menerangkan tempat yang dilewati |
Oh ya, waktu Banyu kelas 1, kegiatan eksplorasi lingkungan sekitar ini disebut Kouen Tanken (公園探検)yang berarti mengeksplorasi taman (dekat sekolah dan tempat tinggal). Saya masih ingat, pada hari H, Banyu dan teman-temannya harus membawa kotak serangga untuk membawa pulang serangga atau daun-daun dan benda lain yang dianggap menarik untuk dibawa pulang. Tahun ini tampaknya tidak ada keharusan membawa kotak serangga, tetapi seperti biasa ketika kegiatan ini selesai semua murid harus menulis kesan dan hal baru yang ditemukan dari hasil pengamatan selama perjalanan.
Siap berangkat! |
Kira-kira satu bulan sebelum kegiatan ini dimulai kami para orang tua murid menerima surat yang berisi tawaran untuk menjadi tenaga sukarela untuk membantu kegiatan ini. Tahun lalu pun saya menerima surat yang sama, hanya saja karena kesibukan saya tidak bisa mengikutinya. Tahun ini selain karena memang saya ada sedikit waktu luang, saya juga ingin tahu seperti apakah rasanya membawa lebih dari 100 anak jalan-jalan dan juga tentu saja ingin tahu apa yang mereka lakukan. Setelah saya mengisi formulir kesediaan menjadi tenaga sukarela tersebut, saya lalu menerima peta yang berisi rute perjalanan dan apa saja yang harus kami persiapkan.
Bermain di taman sambil beristirahat |
Tenaga sukarelawan harus berkumpul pukul 10.35 pagi di sekolah karena kegiatan ini akan dimulai pada pukul 10.45 dan berakhir pukul 12 siang. Begitu tiba di tempat yang telah ditentukan, guru kelas membagi bendera berwarna kuning yang digunakan untuk menyetop lalu lintas ketika anak-anak menyeberang. Memang, salah satu tugas kami adalah membantu mengatur lalu lintas di zebra cross. Setelah itu kami langsung berangkat sesuai rute masing-masing. Murid kelas 2 yang terdiri dari 110 anak dibagi menjadi 3 kelompok. Masing-masing kelompok memiliki rute yang berbeda. Masing-masing kelompok dipandu oleh satu orang guru yang berjalan paling depan, diikuti oleh murid-murid yang berbaris berdua-dua sambil bergandengan tangan. Para sukarelawan berjalan di antara barisan murid-murid, ada yang di depan, di tengah, dan di belakang. Kami mengikuti kelompok murid dimana anak kami berada, sehingga kami memiliki rute yang sama.
Bendera untuk mengatur lalu lintas |
Keluar dari pintu belakang sekolah, kami terus berjalan menuju tempat yang telah ditentukan, di antara perjalanan sepanjang 1 jam 15 menit itu ada 3 kali istirahat minum dan 1 kali mampir untuk bermain di taman selama 10 menit. Selama perjalanan, guru berkali-kali menjelaskan kami sudah melewati apa saja, kantor, gedung TK, sekelompok apartemen dan sebagainya. Ketika sedang berjalan, guru melarang keras anak-anak untuk minum karena resiko tersedak. Minum hanya diperbolehkan saat istirahat di tempat yang telah ditentukan. Setiap kali istirahat, murid-murid langsung duduk rapi di tanah/jalan dengan posisi sama, yaitu kedua kaki dilipat dan tangan ditangkupkan di lutut mereka. Posisi duduk ini disebut Yama Suwari yang berarti duduk dengan posisi membentuk gunung.
Berkunjung ke salah satu kantor dinas sosial dan kesehatan |
Di tengah panas terik dan kelembaban tinggi, anak-anak tetap bersemangat berjalan kaki melewati taman, jinja, apartemen, kantor balai kota, mall dan sebagainya. Ketika tiba di sekolah kembali pukul 12 siang, keringat sudah bercucuran di dahi mereka, tetapi tidak ada satu pun anak yang mengeluh, apalagi menangis.
Minasan, otsukare sama deshita! Yoku ganbarimashita!!