|
Mojito |
Hari sabtu, tanggal 7 Juni kemarin, saya dan beberapa teman sepakat untuk ngumpul sambil makan-makan dan (sedikit) minum-minum di Shinjuku. Hari itu salah satu kenalan kami di Akademi Kepolisian yang berasal dari Osaka, datang ke Tokyo untuk berpamitan. Ya, dia baru saja mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai polisi dan akan memulai karir baru sebagai pengajar di sebuah juku khusus untuk anak-anak Jepang di Jakarta. Awalnya kami semua sangat terkejut dengan keputusannya. Bayangkan, dia membuang kemapanan hidup sebagai polisi yang notabene adalah pegawai negeri dengan jaminan hidup aman tentram sampai akhir hayat untuk sebuah pekerjaan di negeri asing yang belum tentu cocok dengannya. Tapi yaaah, kita tidak tau hidup akan membawa kita kemana kan. Sebetulnya saya pun punya andil besar mendorong dia untuk mengambil keputusan ini ketika pertama kali dia datang untuk berkonsultasi kepada saya. Setelah bertugas selama setahun di Airport Kansai ia dipindah ke bagian Dalmas (Pengendalian Massa 機動隊ーkidoutai) mulai bulan April tahun ini. Bagian Dalmas bertugas menjaga ketika terjadi demo dan sebagainya, dan dia merasa frustasi berada di situ tanpa bisa menggunakan bahasa Indonesia yang dipelajarinya selama dua tahun penuh dan memutuskan untuk mencari pekerjaan lain. Aaaah tapi saya tau kok, sebenarnya ada alasan lain di balik itu, hehehhe... Apalagi kalau bukan demi seorang wanita, heheheh... Ya sudahlah, saya tidak mau membicarakan persoalan pribadinya di sini.
Karena sudah masuk musim hujan, kemarin pun hujan deras seharian. Tapi meskipun begitu saya tetap semangat 45 dong, namanya juga pergi makan-makan dan bertemu dengan teman yang sudah lama tidak saya temui. Pertama kami bertiga pergi ke tempat minum di Omoide Yokocho yang terletak persis di sebelah stasiun Shinjuku West Exit. Omoide Yokocho ini berupa sebuah gang sempit yang dipenuhi dengan tempat makan/minum sake di kiri kanannya. Saking sempitnya orang Jepang biasa menyebut tempat ini shouben yokocho yang artinya gang tempat buang air kecil! Semua warung menjual sake dan minuman keras lain meskipun makanannya bervariasi. Ada yang hanya menjual ramen. Ada yang hanya menjual yakitori (sate), ada juga yang menjual berbagai makanan Jepang yang bisa dijadikan teman minum sake. Kami pun segera masuk ke salah satu warung yang ada di sana. Saya lupa namanya tapi yang jelas warung ini meski terdiri dari dua lantai. Meskipun sempit tempat itu menyediakan makanan dan minuman yang super lezat.
|
Gang masuk Omoide Yokocho |
|
Warung di kiri kanan gang |
Meskipun hari itu hujan deras, warung yang kami masuki penuh sesak dengan tamu. Kami memilih kursi di bawah supaya tidak usah repot-repot naik turun tangga. Selain kaunter di sisi kiri, tempat duduk di lantai bawah hanya ada kira-kira 4 meja. Masing-masing meja dipisahkan dengan dinding kayu sehingga kami seperti berada di bilik-bilik kecil yang setengah terbuka. Kami memesan macam-macam makanan seperti motsuni (semacam semur usus babi dengan lobak dsb), ayam goreng, telur dadar, tempura ikan, eda mame dan sebagainya. Minumnya diawali dengan bir, dilanjutkan dengan sparkling sake (saya baru tau ada sake Jepang yang dicampur soda seperti ini, tapi enak juga!), dan diakhiri dengan Mojito bergarnish dua iris apel, jeruk nipis dan daun mint. Lumayan juga dalam 1,5 jam sambil ngobrol ngalor ngidul kami menghabiskan semua makanan dan minuman itu.
|
Motsuni |
Setelah menghabiskan makanan dan minuman tersebut, kami lalu pindah ke kafe kecil di depan stasiun karena ada seorang teman yang bergabung dengan membawa anaknya yang masih kecil-kecil. Makan dan minum lagilah kami di situ. Aduuh hari sabtu kemarin bener-bener tersiksa karena kekenyangan!
Pulangnya, kami menerima oleh-oleh dari mantan murid tersebut. Oleh-oleh itu terbungkus dalam kotak merah yang apik dan gaya dari toko coklat Frantz di Kobe (www.frantz.jp). Isinya stroberi kering dilapisi white chocolate yang uenaaaaaknya minta ampun! Minasan, gochisousama deshita!
|
Kotaknya cantiiiik! |
|
Stroberi kering berlapis coklat putih dari Toko Frantz |