Pagi ini saya terpesona di depan TV melihat seorang nenek bernama Morita dari Kumamoto yang masih terus menjadi atlit lari jarak pendek di usianya yang ke-88. Rekor terbaiknya diciptakan ketika ia berusia 80 tahun yaitu 19 detik pada cabang lari 100 meter. Jangan mengira ia sudah menjadi atlit sejak muda. Ia baru serius berlari sebagai atlit ketika berumur 70 tahun. Ketika itu, rumah yang ditinggali bersama suaminya terbakar habis dan ia sangat putus asa karena kehilangan segala-galanya. Suatu hari ia datang ke acara perlombaan olah raga di SD (undokai) di dekat tempat tinggalnya. Perlombaan olah raga di SD ini biasanya serupa family gathering, jadi selain si anak dan orang tuanya, kakek, nenek, bahkan para tetangga pun turut diundang untuk menonton. Selain untuk para pelajar SD tersebut, mata lomba tertentu bisa diikuti oleh orang tua murid, guru-guru dan karyawan sekolah, bahkan para kakek, nenek, maupun penduduk lingkungan sekitar.
Nenek Morita ketika diwawancarai di rumahnya |
Kembali ke cerita nenek Morita, ketika ia datang ke acara undokai itu, ia ikut dalam mata lomba lari 100 meter yang sedianya ditujukan untuk wanita berusia 40an, namun karena kekurangan peserta maka ia yang saat itu berusia 70 tahun pun diperbolehkan ikut dan berhasil menempati peringkat kedua. Ia berkata, saat itulah ia merasakan bahwa lari adalah hal yang menyenangkan dan mulai menekuninya secara serius. Saat itu ia teringat bahwa memang ketika duduk di bangku SD ia lebih senang berolah raga daripada belajar di dalam kelas.
Nenek Morita yang sangat sehat di usia lanjut ini tidak mempunyai pantangan makan apapun. Tadinya saya mengira ia mempunyai pola diet khusus untuk menjaga staminanya. Tapi ternyata tidak. Bahkan setiap hari selama puluhan tahun ia selalu sarapan daging yang di tumis, telur mentah dan salad plus nasi putih. Seminggu dua kali ia pergi makan siang ke restoran unagi (semacam belut). Resep sehat dan panjang umurnya adalah makan apapun yang disukainya dan menikmati hidup bersama teman-temannya. (suaminya meninggal dunia 7 tahun yang lalu).
Seminggu tiga kali ia berlatih lari di lapangan umum di kota Kumamoto bersama anak-anak SD selama 2 jam. Bukan hanya lari biasa, tetapi lari sambil menarik beban berupa ban bekas yang dililit dengan tali di perutnya. Selain itu ia juga rutin berenang masing-masing 25 meter gaya bebas dan gaya kupu-kupu lalu dilanjutkan dengan sit up di dalam kolam renang. Melihat aktivitas olah raganya, sangat sulit mempercayai bahwa ia berusia 88 tahun! Ketika tim dari TV yang meliput nenek Morita meminta agar ia mengukur lemak di tubuhnya menggunakan alat medis, ternyata ia hanya memiliki 1% lemak di organ dalamnya termasuk jantung (angka 1 persen ini berarti hanya 1/6 dari angka normal wanita Jepang seusianya) dan organ dalam tubuhnya dinyatakan berusi 53 tahun!
Nenek Morita sedang berlatih |
Di rumahnya, ia memiliki lebih dari 300 piala dan medali yang berhasil dikumpulkannya selama 18 tahun mengikuti pertandingan atletik baik di Jepang maupun di luar negeri. Ia memiliki beberapa rekor terbaik tingkat dunia untuk orang tua seusianya dan rencananya di usia 90 tahun ia akan mengikuti pertandingan atletik tingkat dunia dan berambisi memecahkan rekor lari 200 meter nya.
Melihat nenek Morita ini saya seakan dijewer dengan keras. Berbahagialah kita yang berbadan bugar dan berusia muda. Kadang-kadang kita lupa untuk memanfaatkan badan kita dengan sebaik-baiknya. Dan yang lebih utama adalah kadang-kadang kita lupa untuk memiliki semangat hidup tinggi dan menjalani hidup dengan senang dan penuh makna hanya karena menghadapi sedikit kesulitan.
Terima kasih sudah menginspirasi saya hari ini. Morita san, arigato!
88 tahun...luar biasa nih nenek....
ReplyDeleteWaaah Tik, kalo liat kakek nenek disini ediyaaan tenan semangate. Lha dah usia 90 th aja kadang dandanan msh ngejreng modis dg rambut warna ungu dan yg bikin iri bukan cm itu tapi mereka semangat tinggi, biar sambil nyeret tabung oksigen ttp aja jalan2 ke mall atau sekedar ke taman.
ReplyDeleteorang jepang memang awet muda dan sehat sehat yah
ReplyDeleteElever Agency