Tadi siang saya pergi ke supermarket di dekat rumah untuk berbelanja sedikit bahan makanan. Mungkin karena hari kerja dan masih siang, maka tidak terlalu ramai disana. Saya perhatikan di rak air minum kemasan, air mineral sudah tidak bersisa, kalaupun ada rasanya tidak sampai 10 botol dan itupun dalam kemasan kecil 100 ml. Akhirnya saya memutuskan membeli mugicha (teh gandum) untuk anak-anak, karena mereka harus membawa bekal air minum setiap hari, dan yang diperbolehkan hanya air putih atau teh gandum. Biasanya kami menggunakan tapwater atau air kran, tapi karena kali ini situasi agak tidak mendukung maka saya memutuskan untuk tidak menggunakan air kran dahulu untuk keperluan makan dan minum, meskipun daerah tempat tinggal kami sampai saat ini belum diumumkan sebagai wilayah yang air kran nya sudah tercemar radioaktif.
Kemarin tanggal 23 Maret, pemerintah mengumumkan bahwa tapwater di 23 distrik di Tokyo dan beberapa kota disekitarnya yang berasal dari tempat penyulingan di daerah utara Tokyo sudah terkontaminasi 210 becquerel yodium -131 radioaktif. Jumlah ini melebihi standar aman yang ditetapkan pemerintah untuk anak usia di bawah 1 tahun, yaitu 100 becquerel. Batas aman untuk orang dewasa adalah 300 becquerel per liter. Pemerintah menghimbau anak di bawah 1 tahun dan ibu yg sedang mengandung agar tidak mengkonsumsi tapwater sampai dinyatakan aman kembali. Oleh karena itu, pemerintah metropolitan Tokyo hari ini mengatakan akan mendistribusikan air mineral kemasan kepada keluarga-keluarga yang memiliki anak usia kurang dari 1 tahun dan ibu hamil.
Hal ini tentu saja menimbulkan keresahan sehingga banyak orang panik dan memborong air mineral di supermarket terdekat. Banyak supermarket yang mengeluarkan keputusan 1 orang hanya boleh membeli 1 botol air minum. Begitu juga susu dan yoghurt, 1 orang hanya boleh membeli 1 pak. Mi instan yang menjadi primadona sejak gempa tanggal 11 yang lalu juga masih dibatasi pembeliannya, 1 orang hanya boleh membeli 3 buah mi instan. Toilet paper dan tissue pun demikian, 1 keluarga hanya boleh membeli 1 buah.
Rak susu yang hampir kosong, dan tulisan yang memberitahukan bahwa 1 orang hanya boleh membeli 1 pak susu.
Di rak-rak yang lain pun terpasang tulisan yang berisi himbauan agar orang tidak menimbun barang dan membeli sayuran, beras dan bahan pokok lain secukupnya. Himbauan itu digambarkan dengan ilustrasi yang menarik dan mudah dipahami.
Mudah-mudahan situasi segera kembali normal sehingga tidak menimbulkan ketidaknyamanan yang lebih luas lagi.
Bencana selalu menyisakan kepedihan tapi dibalik itu semua bencana memberi pelajaran bahwa manusia harus selalu berusaha. Berusaha lebih baik, lebih tegar, lebih ikhlas, dan lebih banyak belajar untuk mengambil hikmah dari kejadian2 di bumi..
ReplyDeleteIya bener, gak pernah kebayang disini akan ada pemadaman, air minum sulit bahkan toilet paper aja dibatasi. Hehehe..
ReplyDeleteBener2 pelajaran berharga ya.
Kisses to Jas ya.