Apr 29, 2012

Golden Week

Akhir pekan ini mulailah ritual libur panjang tahunan yang disebut Golden Week (GW) di Jepang. Golden Week ini sebetulnya hari libur gabungan 4 hari besar yaitu, Hari Showa tanggal 29 Mei yang merupakan hari besar untuk memperingati ulang tahun Kaisar Showa, Hari Undang-Undang Dasar yang merupakan peringatan hari mulai diberlakukannya Undang-Undang Dasar pada tanggal 3 Mei 1947, Hari Alam tanggal 4 Mei untuk berterima kasih kepada alam karena sudah memberi kehidupan kepada manusia, dan Hari Anak Laki-Laki tanggal 5 Mei (Hari Anak Perempuan diperingati setiap tanggal 3 Maret). Golden Week tahun ini terhitung panjang (9 hari) bila liburnya digabung dengan weekend sabtu dan minggu.

KOINOBORI
Golden Week biasanya digunakan untuk liburan dengan pasangan atau keluarga. Tidak sedikit yang ke luar negeri atau sekedar pulang kampung. Bisa dibayangkan bagaimana riuhnya dan macetnya lalu lintas disini. Pergi kemana-mana pasti padat, jadi biasanya saya menghindari pergi jauh ketika GW. Banyak event ketika liburan ini, terutama pada hari alam, biasanya kebun binatang gratis masuk. Tahun lalu kami pergi ke Ueno Zoo yang terkenal itu, tapi aduuuuuhhhh penuhnyaaaaa... Bukan liat binatang tapi liat orang deh jadinya, hehehee... Untung masuknya gratis jadi gak kerasa rugi-rugi banget. Mau liat panda yang lucu dan terkenal si Lili aja mesti ngantri 3 jam, aduuuh gak deh, mending kami liat binatang lain yang gak pake ngantri. Hari anak laki-laki juga biasanya banyak acara dimana-mana. Hari anak laki-laki ini biasanya ditandai dengan mengibarkan ikan koi besar yang terbuat dari kain yang disebut KOINOBORI di rumah-rumah yang memiliki anak laki-laki. Jadi di rumah kami pun saya sudah sejak awal april lalu mengibarkan mini koinobori di depan rumah, hehehhe... Selain itu, kami juga pergi ke Yokohama dan Showa Park yang masih terletak di sekitaran Tokyo aja.

GW 2011 di Ueno Zoo
GW tahun ini kami diundang menginap 2 hari di rumah seorang kenalan di Chiba. Selain itu gak ada acara khusus, mungkin pengen juga pergi ke Tama Zoo dan ajak anak-anak main ke semacam play land, atau mungkin hanya santai-santai di rumah. Beberapa bulan terakhir ini saya merasa sibukkkkk sekali sampai kurang waktu bersama anak-anak. Banyu juga barusan masuk SD awal April ini, jadi mungkin ini kesempatan untuk ngobrol banyak sambil menghilangkan lelahnya setiap hari harus bangun pagi dan terburu-buru kesana kemari seperti angin puting beliung, hehehhee...

Happy GW semua!

Apr 26, 2012

SD di Jepang: Banyu Masuk SD

Di gerbang sekolah
Awal bulan ini, tepatnya tanggal 5 April 2012 saya dan suami saya menghadiri Upacara Penerimaan Murid Baru di sekolah Banyu yang terletak di dekat rumah kami, yaitu SD T. Karena acara akan berlangsung pada pukul 10, maka setengah jam sebelumnya kami sudah harus registrasi di depan pintu masuk. 

Banyu hari itu harus membawa tas sekolah, yang disebut randoseru, untuk pertama kalinya agar bisa membawa pulang buku-buku pelajaran yang dibagikan setelah upacara penerimaan murid baru selesai. Sekedar informasi, randoseru ini karena terbuat dari kulit yang teringan beratnya mencapai 900 gram alias hampir satu kilo. Jadi bisa dibayangkan bila sudah diisi dengan buku-buku dan peralatan lain beratnya mungkin lebih berat daripada tas saya ketika bepergian, heheheh...

Inilah randoseru si tas sekolah yang lumayan berat itu 
Di Jepang, dalam upacara-upacara resmi seperti ini biasanya anak-anak juga dibiasakan mengenakan pakaian yang resmi. Anak laki-laki biasanya memakai setelah jas dengan celana kain selutut dan mengenakan dasi. Sedangkan anak perempuan biasanya mengenakan rok dipadu dengan blazer dan dipadu dengan semacam dasi kupu-kupu kecil atau korsase bunga yang disematkan di blazer mereka (ketika upacara kelulusan TK pun pakaian mereka disemati korsase besar di bagian dadanya). Seneng deh melihat anak-anak kecil tampil rapi dan bersih pada hari itu. Banyu sendiri hari itu mengenakan rok terusan kotak-kotak dipadu dengan blazer putih lengkap dengan dasi kupu-kupu kecilnya. Mengenakan sepatu resmi berwarna pink, hari itu ia semangat menggendong randoseru nya jalan kaki ke sekolah. Oh ya, sekolah disini tidak boleh diantar naik motor apalagi mobil, sepeda juga gak boleh karena mereka harus berangkat bersama-sama dari meeting point yang sudah ditentukan.

Karena hari itu adalah upacara penerimaan siswa baru, maka kami orang tuapun diundang untuk menghadirinya. Begitu sampai di gerbang sekolah, kami disambut dengan tulisan besar berbunyi  ”Nyugakushiki” artinya Upacara Penerimaan Murid Baru. Di halaman sekolah ada 2 buah meja tempat kami melakukan registrasi. Setelah selesai melakukan registrasi, kami masuk ke genkan, yaitu pintu masuk dimana berjejer rak-rak sepatu. Ya, memang sekolah disini tidak memperkenankan siapa pun, termasuk anak-anak dan pengunjung untuk memakai sepatu yang dipakai untuk datang dari luar untuk dikenakan di dalam sekolah. Sepatu anak-anak kelas 1 sampai dengan kelas 6 harus dimasukkan ke dalam loker yang sudah bertuliskan masing-masing nama mereka, setelah itu mereka harus berganti sepatu khusus yang disebut "Uwabaki" yang khusus dikenakan di dalam lingkungan sekolah. Uwabaki untuk Banyu sudah ditentukan warnanya. Putih dengan kombinasi kuning untuk kegiatan biasa di dalam sekolah, dan putih dengan kombinasi biru tua untuk kegiatan di gedung olah raga. Uwabaki ini biasanya dibawa pulang setiap hari jumat untuk dicuci dan dibawa kembali pada hari seninnya untuk dipakai selama seminggu.

Banyu dengan uwabaki putih kuning dan pakaian resminya ketika memasuki aula 
Setelah kami berganti alas kaki, kami memasuki kelas Banyu. Banyu segera mencari loker untuk memasukkan randoseru dan segera mencari tempat duduknya. Anak-anak duduk sesuai urutan absen berdasarkan huruf alfabet nama pertama. Banyu duduk nomor 3 dari depan, bersebelahan dengan anak laki-laki bernama Toshio yang tampak menggemaskan, hehehhe... Kami para orang tua berdiri di belakang kelas dan sibuk mengabadikan momen pertama duduk di bangku SD dengan kamera maupun video. Bagi sebagian besar orang Jepang, momen upacara penerimaan murid baru ini adalah salah satu  momen terpenting dalam kehidupan si anak dan event di dalam keluarga itu. Sesibuk apa pun orang tua, pasti akan menyempatkan diri menghadiri dan habis-habisan mendokumentasikan acara ini.  Masuk SD dianggap sebagai salah satu turning point dari anak kecil menjadi seorang anak yang bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan masuk ke dalam lingkungan masyarakat secara nyata. Berbeda dengan di TK, si anak sudah akan bertanggung jawab atas perilakunya di sekolah, memiliki hak dan kewajiban yang harus dipenuhi. Tingkah laku si anak akan dinilai sebagai cerminanan bagaimana ia dididik di rumah oleh orang tuanya selama ini. Oleh karena itu, masuk SD menjadi suatu semacam perayaan penting dalam keluarga.

Loker di bagian belakang kelas adalah tempat meletakkan randoseru
Setelah selesai mengantar anak ke dalam kelas, kami para orang tua dipersilakan memasuki gedung olah raga sekaligus aula yang sudah disulap menjadi tempat upacara. Kami duduk disitu, sambil menunggu dengan cemas kapan anak kami akan memasuki aula dan apakah mereka bisa bersikap baik selama acara. Anak-anak kelas 1 masuk ke aula bergandengan tangan setelah pembawa acara memanggil mereka berdasarkan kelasnya, lalu duduk di bagian depan aula. Acara hari itu tidak banyak, singkat padat, tidak bertele-tele dan sudah diatur dengan rapi dan teroganisir dengan baik. Setelah kepala sekolah memberi sambutan (yang ditujukan ke anak-anak baru dan sedikit ke wali murid), wakil murid (kakak kelas) memberi sambutan yang ditujukan kepada adik kelas barunya. Yang mengejutkan saya, kalau di Indonesia kata sambutan sepenting ini biasanya pasti diberikan oleh anak kelas 5 atau 6 karena mereka yang terbesar, di sekolah Banyu yang mewakili para murid adalah anak dari kelas 2 SD. Waaaah hebattt!!! Betapa mereka sudah dilatih untuk percaya diri berbicara di depan ratusan orang dewasa dan anak-anak. Meskipun seandainya sambutan itu dituliskan guru atau orang tuanya, saya rasa untuk berdiri di depan ratusan orang tanpa grogi memerlukan bakat dan kemampuan tersendiri!

Aula tempat upacara
Upacara hari itu diakhiri dengan sesi foto bersama masing-masing kelas dengan wali murid, murid baru, kepala sekolah dan wali kelas. Saat giliran foto pun, semua langsung otomatis antri dan berbaris rapi. Tidak ada dorong-dorongan atau kryukuan tanpa antri untuk naik ke stage tempat kami akan difoto. Lucunya saat kami akan difoto saya dengan salah satu guru berteriak kepada anak-anak kami yang di depan "Ayo tangannya yang rapi, jangan acungkan 2 jari tanda victory" Dan saya tertawa dalam hati membayangkan siapa ya yang ditegur tadi. Setelah foto itu jadi, ternyata oh ternyata yang mengacungkan 2 jari tadi adalah Banyu Sakuntala!! Hahhahaha

Setelah acara di aula selesai, kami kembali ke kelas masing-masing. Disitulah pertama kali secara resmi wali kelas berkenalan dengan murid-muridnya. Nama si anak dipanggil satu persatu lalu mereka bersalaman. Banyu yang tidak biasa dipanggil dengan nama depannya "Ernesta" tenang-tenang saja ketika si ibu guru memanggil namanya, hahhahaha... Saat itu, di meja tulis anak-anak sudah terdapat 7 buah buku pelajaran (yang tentu saja GRATIS) Matematika, Bahasa Jepang, Pendidikan Moral, dan Musik. Buku itu yang akan dipakai selama 1 tahun. Oh ya selain gratis buku pelajaran, tentu saja kami tidak dipungut biaya apapun untuk menyekolahkan anak disini. Tidak ada uang gedung, uang sekolah perbulan, atau uang sumbangan yang lain. Setiap bulan saya hanya dipungut sekitar 4000 yen untuk makan siang anak di sekolah selama satu bulan. Jam pelajaran anak kelas satu adalah dari pukul 8.25 sampai 14.35, jadi setiap hari mereka makan siang di sekolah yang dalam bahasa Jepang disebut "kyushoku." Khusus tentang makan siang di sekolah ini akan saya tulis di lain waktu ya. Anak-anak yang lebih besar, mulai kelas 3 harus belajar sampai jam 15.35 di sekolah.

Diajak kenalan ibu guru masih aja ngelirik kamera Banyu hahahha...
Selain buku pelajaran kami juga diberi Buku Penghubung. Agak berbeda dengan buku penghubung di TK yang pernah saya tulis disini, buku penghubung ini lebih simple dan tidak perlu ditulis setiap hari. Hanya apabila wali murid ingin berkomunikasi dengan wali kelas dan sebaliknya. Buku penghubung itu dimasukkan ke dalam satu dompet plastik besar yang berfungsi sebagai kantongnya. Semua PR anak, edaran atau surat-surat apapun dari sekolah (wali kelas) akan dimasukkan ke dalam kantong itu, dan wali murid harus memeriksanya setiap hari. Cukup praktis menurut saya!

新しい一年生、頑張れ!!
Setelah selesai, kami pun pulang, tak lupa kembali berfoto-foto di depan gerbang bersama teman-teman Banyu dan masing-masing orang tuanya. Teman Banyu dari TK yang sama yang masuk ke SD ini ada 3 orang, Kokona, Rui, dan Yukito. Seperti yang pernah saya tulis disini, SD di Jepang memang dirayonisasi dengan ketat. Anak harus masuk ke SD sesuai dengan tempat tinggalnya (kecuali masuk SD swasta). Hal ini salah satunya untuk mengurangi kemacetan juga, agar tidak ada orang tua yang sibuk mengantar anaknya dari utara ke selatan, barat ke timur dan sebagainya atas nama sekolah favorit. Semua SD (dan juga SMP) sudah tidak mempunyai batasan-batasan seperti "sekolah favorit" atau "memiliki kelas unggulan" dan sebagainya. SD sampai SMP adalah wajib belajar, dan ORANG TUA lah yang wajib menyekolahkan anak. Sehingga tidak ada anak yang tidak bisa sekolah dengan alasan biaya dan sebagainya. Sekolah juga menerapkan standar yang sama, sehingga tidak ada sekolah yang lebih unggul dari yang lainnya. 

Kapan ya, Indonesia bisa sedikit saja meniru hal baik seperti ini.... Mudah-mudahan suatu saat nanti kata Wajib Belajar di Indonesia bukan hanya sekedar slogan tetapi benar-benar bisa membuat anak-anak wajib untuk belajar (sambil bermain tentunya hehehe) tanpa terbebani biaya dan sebagainya. Semoga!

Kangen Papa


Beberapa hari ini rasanya kangen banget sama papa. Gak tau kenapa, wajah papa kebayang-bayang terus, gak siang gak malam. Dan puncaknya hari ini, rasanya kangen ingin memeluk papa.

Banyak penyesalan karena belum bisa membalas budi kepada papa, tapi aku iklas papa, aku iklas...
Aku tau papa sudah senang disana.

Sampai jumpa nanti, entah kapan nanti itu terwujud, tapi aku yakin pasti kami akan berkumpul kembali.
Peluk eraaaaat papa!!!

Apr 3, 2012

Graduation Day

Banyu dan sertifikat kelulusannya

Minggu lalu, tepatnya tanggal 23 Maret 2012, TK tempat Banyu sekolah selama 2 tahun ini mengadakan upacara pelepasan alias wisuda siswa yang berumur 6 tahun dan akan masuk SD pada bulan April ini. Mendengar kata kelulusan atau wisuda, jangan membayangkan wisuda-wisudaan seperti di TK Indonesia, anak didandani menor lengkap dengan toga-togaan seperti yang sering saya lihat di majalah-majalah. Upacara pelepasan siswa ini berlangsung sangat sederhana tetapi penuuuuh dengan makna yang membuat kami para orang tua (kebanyakan ibu-ibu karena ayah harus bekerja sebab acara ini berlangsung pada hari kerja) sangat terharu dan tidak sedikit yang meneteskan air mata.

Happy Graduation Day

Ruang kelas Banyu diubah menjadi ruang upacara dengan sedikit sentuhan artistik dari kain merah bertuliskan 卒園おめでとう yang artinya "Happy Graduation Day". Selain itu, di kiri kanan juga dipasang pot berjumlah 16, sesuai dengan jumlah anak yang akan lulus, berisi bunga tulip yang baru akan mekar. Ya, memang musim semi, selain bunga sakura, identik dengan bunga tulip. Bunga-bunga tulip itu nantinya akan diberikan sebagai hadiah kepada para murid sebagai kenang-kenangan kelulusan mereka. Hari itu semua murid mulai dari kelas terkecil yaitu kelas anak usia di bawah 1 tahun sampai kelas usia 5 tahun berkumpul di ruangan itu. Mereka duduk di lantai di sisi kiri dan kanan ditemani oleh masing-masing wali kelasnya. 

Tulip yang indah jadi hadiah bagi kami :)

Anak-anak tetap berpakaian biasa, bukan pakaian formal dalam acara ini agar merasa nyaman

Setelah waktu menunjukkan pukul 9.30 tepat, 16 orang anak yang akan lulus masuk ke ruangan satu persatu menuju ke kursi yang sudah diatur di tengah ruangan. Kursi itu terdiri dari 2 baris dan masing-masing sudah ditulis nama mereka. Baris depan untuk duduk anak-anak, dan kursi di baris belakang untuk duduk wali murid/ibu mereka. Banyu kebetulan dapat kursi persis di tengah. Setelah kepala sekolah memberi sedikit sambutan, acara dilanjutkan dengan penyerahan sertifikat kelulusan. Nama masing-masing anak dipanggil, lalu kepala sekolah memberikan sertifikat itu sambil berkata 「2年間活発で遊び、のびのびで育ったことを証します」 yang artinya kira-kira "Saya menyatakan bahwa Banyu selama 2 tahun sudah bermain dengan aktif dan berkembang dengan pesat"



Setelah itu, anak-anak dipanggil lagi namanya dan mereka ditanya apa yang akan dilakukan di SD nanti.  Jawabannya bermacam-macam dan lumayan bikin tersenyum. Ada yang serius menjawab mau belajar bahasa Inggris, matematika, bahkan bahasa Jepang. Lalu ada juga yang menjawab mau cari teman yang banyak dan membuat bola yang besar dari tanah hahahhaa..... Oh ya, sebelumnya, kami para wali murid yang duduk di belakang mereka dipersilahkan bergiliran memberi sepatah kata kepada masing-masing anak. Kebanyakan sih hanya mengucapkan selamat dan memberi dorongan kepada anak, tapi entah mengapa momen itu rasanya mengharukan sekali. Ibu Ishikawa yang duduk di sebelah saya sampai nangis tersedu-sedu membuat semua jadi terharu. Saya pun berusaha berbicara setenang dan sependek mungkin menghindari kemungkinan menangis karena rasanya air mata sudah tercekat sampai di tenggorokan. Saya masih ingat, waktu itu saya berkata 「バニュ、卒園おめでとう!保育園は楽しかったけど、小学校でママと一緒に楽しく過ごしましょうね。」"Banyu, selamat ya sudah lulus. Waktu di TK menyenangkan kan, nanti kehidupan di SD pun kita lewati dengan menyenangkan ya."

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan penyerahan hadiah dari anak-anak yang akan lulus untuk adik-adik kelas mereka. Hadiahnya berupa 2 buah bangku buatan sendiri. Menariknya di sisi kiri dan kanan bangku itu, terdapat 16 lukisan tangan dari cat minyak hasil karya anak-anak lengkap dengan namanya! Personal sekali kan hadiahnya. Saya terkesan sekali dengan hadiah ini, bermanfaat, bisa langsung digunakan, dan penuh dengan kenangan. Selain itu, para siswa yang akan lulus juga menerima berbagai macam hadiah (tentu saja semua hand made) dari adik-adik kelasnya.

2 buah bangku buatan sendiri dengan lukisan tangan di masing-m


Setelah menyanyikan lagu berjudul "belive" yang liriknya sangat mengharukan, karena sudah tiba waktunya makan siang, kami lalu pindah ke lunch room. Hari itu menunya adalah kare rice khas Jepang. Anak-anak seperti biasa membantu guru-gurunya menyiapkan meja dan peralatan makan. Setelah makan, kami diajak main game, yaitu mencari hadiah dari anak untuk masing-masing orang tua yang sudah disembunyikan di sekitar ruang itu. Lagi-lagi jangan membayangkan hadiah yang mewah ya. Hadiah itu berupa surat yang ditulis di kertas karton tipis dari anak-anak kepada ibunya masing-masing, yang dibalut dengan pita warna warni. Saya meneteskan air mata membacanya, kira-kira begini bunyi terjemahan surat itu, "Untuk mama. Mama, Banyu sayang sekali sama mama, terima kasih ya selalu ada untuk Banyu. Terima kasih mama sudah bekerja untuk Banyu." Bayangkaaaaan..... Anak yang rasanya baru saja saya lahirkan kemarin, sudah bisa menulis surat sendiri, yang isinya mengucapkan terima kasih kepada saya!!! Oooh, ibu mana sih yang gak terharu. Hehehhe....

Surat dari Banyu untuk saya. Mengharukan!

Acara hari itu diakhiri dengan pesta kecil yang dipersembahkan oleh para wali murid kepada para guru dan wali kelas. Hanya pesta sederhana dengan makanan kecil dan beberapa jus, tapi sangat berkesan. Para guru duduk di depan, lalu anak2 membawa masing-masing bunga mawar untuk diserahkan kepada wali kelasnya. Wali kelas Banyu, yaitu Yamaguchi Yukiko sensei dan Kawauchi Yoshiaki sensei, menangis tersedu-sedu ketika mereka diminta memberikan sambutan. Waaah kami jadi ikut terharu. Pulangnya, anak-anak menerima berbagai hadiah, tentu saja hampir semua hand made kecuali pianika dan kue-kue serta alat tulis. Oh ya, Banyu dan teman-temannya juga menerima satu album sederhana buatan sendiri yang berisi foto semua teman sejak masuk TK sampai lulus beserta pesan-pesan dari 7 orang wali kelas kelas laut, gunung, dan langit. Waaaah senangnya....

Wali kelas Banyu menangis terharu menerima album berisi foto-foto dan kesan dari para murid.
Lihat pakaian guru yang sederhana dan fungsional meski dalam acara upacara kelulusan :)

Satu hal yang saya petik dari acara ini adalah kesederhanaan tetapi penuh makna. Semua rangkaian acara, mulai dari pakaian para guru yang tetap dengan kostum mengajar (kaos lengan pendek dan celemek) sampai hadiah-hadiah yang sangat personal buatan tangan. Selain itu, sebelum hari H kami pun sudah diwanti-wanti agar memakaikan pakaian yang mudah untuk bergerak agar anak-anak merasa nyaman. Untunglah kami tidak perlu memakai formal dress seperti yang diharuskan di beberapa TK lain. Saya bersyukur karena Banyu (dan juga Wisanggeni) berada di sekolah yang sesuai dengan keinginan saya, sederhana, tanpa basa basi, apa adanya, dan mementingkan kenyamanan anak.

Hello again!


Duuuh lamanyaaaa gak nulis, persis 3 bulan gak pernah menyentuh blog ini lagi, sakiiing sibuknya.
Mulai desember sampai februari sibukkk setengah mati dengan tulisan di jurnal, dan kerjaan lain. Februari dan puncaknya bulan maret sibuk dengan pekerjaan yang gak ada habisnya. Bersyukur sih pekerjaan datang bertubi-tubi, cuman kadang heran aja semuanya datang bersamaan, breeekkk seperti badai puting beliung. Hehhehe...

Dan akhirnya datanglah bulan April. Ya bulan April!!! Gila deh, perasaan baru aja tahun baru, eeeeh udah bulan april aja. Dan baru tersadar, sudah begitu banyak hal yang terlewatkan untuk ditulis selama 3 bulan ini.

Mulai dari hebohnya turun salju yang lebat banget tahun ini, perpisahan dengan teman2 yang sudah setia menemani selama 2 tahun, ngajar mata pelajaran Cultural Understanding di beberapa SD, peringatan satu tahun gempa dan tsunami, kelulusan Banyu, jalan-jalan ke hot spring di Hakone, daaaaaan sebagainya. Sayang banget kan dilewatkan. Pasti nanti pelan-pelan akan saya tulis lagi satu persatu, mumpung masih inget samar-samar, hahhahaha...

Minggu ini juga penuh dengan acara dan minggu depan saya sudah harus kembali kuliah lagi. Aduuuuuh rasanya belum libur kok udah mau masuk kuliah yaaa..... Heheheh...

Hari ini, selain pekerjaan rutin, malam hari saya menghadiri acara ulang tahun ke 70 professor pembimbing sekaligus promotor saya. Kami makan-makan di restoran Indonesia Jembatan Merah yang ada di Shinjuku. Senaaaang sekali. Selain makanannya, saya senang sekali karena acara ulang tahun ini dihadiri oleh teman-teman, adik kelas, dan mantan adik-adik kelas yang sudah lulus. Teman-teman lamaaaa ketika saya menempuh S2 lebih dari 10 tahun yang lalu. Waaah senangnyaaaa..... Bayangkan, bertemu lagi dengan teman-teman yang sudah hampir 8 tahun gak ketemu. Waduuuh rasanya tadi serasa kembali usia 20 an hahahhaha.... Pokoknya hari ini judulnya senang, senang, dan senaaaang sekali!

Selamat ulang tahun Prof. Tozu
Senangnyaaaaa bertemu dengan mantan adik kelas, Fujiwara Yusuke (tengah) musisi sekaligus drummer
Hari rabu ada guidance dan KRS di kampus, kamis ada 入学式, yaitu upacara penerimaan siswa baru di SD. Ya, anak saya yang pertama, Banyu Sakuntala, akan masuk SD kelas satu mulai kamis minggu ini. Hari ini pun Banyu sudah gak lagi pergi ke TK nya, tetapi karena SD juga belum masuk, ia saya titipkan di tempat penitipan siswa SD yang terletak di dalam sekolah karena saya harus pergi. Tempat ini dalam bahasa Jepang disebut 児童館. Saya bersyukur, setelah melalui tahap seleksi berkas dan wawancara tahun lalu, Banyu bisa diterima di tempat ini. Lumayan keras juga persaingannya agar bisa diterima di tempat penitipan. Yang jelas, kedua orang tua harus bekerja/sekolah. Tempat penitipan ini menerima penitipan siswa SD kelas 1 sampai kelas 3. Di hari-hari biasa, anak-anak yang sudah terdaftar datang ke sana setelah selesai pelajaran terakhir, biasanya sekitar jam 2 siang sampai jam 6. Bila hari sabtu, atau hari liburan musim semi (juga musim panas) seperti sekarang, anak-anak boleh datang mulai pagi.

Anak-anak yang datang pagi, harus membawa bekal makan siang untuk dimakan disana. Jadi ini berbeda dengan di TK yang memiliki dapur dan tim masak sehingga ortu gak perlu repot-repot membuat bekal. Sama seperti di TK, anak-anak di tempat penitipan ini juga memiliki loker sendiri, yang tentu saja sudah ditempeli dengan nama mereka. Di loker itu, mereka bisa menaruh jaket, ransel, dan kantong yang berisi pakaian ganti, serta payung lipat. Sama seperti di TK atau institusi lain di Jepang, tempat penitipan ini sangat efisien sekali. Setiap anak selain memiliki loker pakaian, juga memiliki loker sepatu yang terletak di pintu masuk. Semua loker dan peralatan anak bertulis nama mereka, dan masing-masing dibedakan menurut warna. Anak kelas 1 merah, kelas 2 kuning, dan kelas 3 hijau sehingga mudah dikenali. Begitu datang, anak wajib langsung mencuci tangan dan berkumur. Setelah itu, mengambil name plate bertuliskan nama mereka lalu menyematkannya di pakaian. Masing-masing anak juga memiliki 1 keranjang khusus kecil tempat mereka menaruh buku penghubung. Seperti biasa, saya juga masih harus mengisi buku penguhubung itu setiap hari sebelum berangkat.

Di tempat penitipan, anak boleh bermain, membaca (selain komik), belajar, atau melakukan apa saja di bawah pengawasan para penjaga (yang juga dipanggil sensei, seperti guru di sekolah) yang berjumlah 4 orang. Saya lihat tadi ada beberapa teman Banyu yang berasal dari TK yang sama, sehingga saya tidak kuatir dia kesepian hehehhee....  Berhubung dilarang mengambil foto di dalam ruang penitipan, jadi saya hanya bisa mengambil foto bangunan dari luar. 

Hari sabtu ini, di TK Wisanggeni juga akan diadakan 進級・入園式 yaitu upacara penerimaan siswa baru sekaligus kenaikan kelas siswa lama. Hari itu akan diumumkan kegiatan selama setahun ke depan, dan yang paling penting adalah pengumuman Wisang akan masuk ke kelas apa dan siapa wali kelasnya. Wow Tanoshimi!!!

Wah, sudah ngantuuuuk, padahal pekerjaan terjemahan masih menunggu untuk disentuh. Hehhehe....
Besok juga akan ada kunjungan teman lama ke rumah, waaah senangnya. 
Saya (lagi-lagi) janji deh, akan mulai rajin menulis lagi, kan udah janji ke Banyu, tulisan ini untuk Banyu dan Wisang, agar kalau mereka besar nanti, mereka punya sesuatu untuk dikenang, hehehhe....

Sagamihara, 2 April 2012