Dec 30, 2011

KIZUNA Kanji Tahun 2011 di Jepang

Sejak tahun 1995 yaitu tahun terjadinya gempa besar di Kansai, Asosiasi Sertifikasi Kemampuan Kanji Jepang setiap tahun mengumumkan huruf kanji terpopuler tahun itu berdasarkan surat yang masuk ke asosiasi mereka. Biasanya huruf kanji yang paling banyak dipilih adalah huruf yang menggambarkan kejadian yang paling populer tahun itu. Pengumuman huruf kanji tahun ini (Kanji of The Year) biasanya jatuh pada hari Kanji pada tanggal 12 Desember. Tahun ini pengumuman dilaksanakan di kuil Kiyomizudera di Kyoto, dan huruf kanji yang terpilih sebagai kanji tahun 2011 adalah huruf kanji KIZUNA (絆)yang bisa diartikan sebagai "ikatan". 

Kanji Kizuna diumumkan sebagai kanji tahun 2011 di Kuil Kiyomizudera Kyoto
(Foto dari Sankei Online)

Dec 29, 2011

Nonton Indra Lesmana & LLW di Tokyo


Hari ini saya dan seorang sahabat pergi ke jazz bar Blue Note yang ada di daerah Aoyama. Sudah lama saya mendengar tentang bar itu, tetapi baru kali ini saya pergi kesana. Kebetulan hari ini Indra Lesmana dan grupnya LLW tampil disana. Tentu saja kami tak menyia2kan kesempatan itu dan memesan tiket jauh-jauh hari. Sebetulnya kali ini kami tidak harus membeli tiket, tetapi hanya dikenai table charge yang harganya berkisar antara 1050 sampai 3150 yen (tidak termasuk harga makanan dan minuman yang kita pesan).

Blue Note sendiri diakui sebagai jazz bar terbaik dunia di Tokyo. Tempatnya yang tidak terlalu luas membuat penonton merasa dekat dengan penampil di panggung. Menu makanan dan minuman pun bervariasi, mulai dari champagne, wine, dan minuman beralkohol lain sampai soft drink dan teh atau kopi. Makanan pun terdiri dari berbagai macam. Kita bisa memesan makanan satu set lengkap mulai dari makanan pembuka sampai pencuci mulut, ataupun memesan makanan yang kita suka saja. 

Karena kami datang awal maka masih belum banyak pengunjung yang datang sehingga kami leluasa memilih meja yang kami inginkan. Tentu saja kami ingin duduk sedekat mungkin dengan panggung agar leluasa menikmati penampilan mereka. Kami lalu memilih meja di depan panggung deret nomor dua. Pemandangan dari meja lumayan jelas dan dekat, sehingga saya puas sekali dengan pilihan meja kami.

Setelah memesan minuman dan salad kami sibuk mengobrol dan bertukar sapa dengan beberapa kenalan yang kami temui disana. Sebagian besar pengunjung adalah orang Jepang, meski tidak sedikit orang Indonesia yang hadir disana. Tampaknya orang Jepang yang datangpun sebagian besar memang memiliki hubungan khusus dengan Indonesia. Entah itu menikah dengan orang Indonesia, pernah tinggal di Indonesia, atau sedang belajar bahasa Indonesia. Senang juga rasanya melihat apresiasi orang Jepang kepada Indonesia.


Tepat pukul 7 malam, Indra dkk naik ke panggung dan mulai membawakan lagu-lagu mereka. Kalau ada kata yang lebih hebat dari fantastik, maka kata itulah yang tepat untuk menggambarkan passion mereka dalam bermusik malam itu. Indra Lesmana, Berry Likumahuwa, dan Winarta membuat seolah-olah mereka berbicara dengan musik. Musik bukan hanya untuk dimainkan tetapi dengan musik mereka bercakap-cakap dan berkomunikasi satu sama lain. Diri mereka sudah menyatu dengan musik itu sendiri sampai-sampai mereka tampak seperti bermain musik dalam kondisi trance!! Betul-betul luar biasa!!!


Selain memainkan piano dengan mempesona, Indra sempat memainkan sebuah pianika dalam sebuah lagu. Pianika yang tampak seperti alat musik sepele itu berubah menjadi sebuah alat musik kelas atas yang mengeluarkan suara yang hebat. Di sebuah lagu lain, Indra sempat menunjukkan kebolehannya mengeluarkan suara keyboard dari mulutnya di depan mic. Suaranya amat sangat luar biasa dan mengundang decak kagum para penonton.


Setelah puas membawakan lagu mereka, tampil pula penyanyi tamu malam itu yaitu penyanyi jazz yang diorbitkan oleh Incognito, Dira Sugandi dan rapper Kyriz Boogiemen. Dira Sugandi tampil menawan dengan suara jazzy nya, sedangkan Kyriz dengan gaya khas rapper berhasil menunjukkan bahwa jazz dan rap bisa menyatu dengan haromonis. Kami, terutama saya seperti dibius selama hampir 1,5 jam dalam konser kali ini.


Setelah konser selesai, kami diajak seorang kenalan, seorang dosen bahasa Indonesia di universitas untuk menemui Indra dkk. Tentu saja kami tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Hanya saja karena ruang tunggu penuh sekali kami tidak dapat berfoto bersama mereka, tetapi tak apalah kami sudah puas bisa melihat mereka dari dekat, hehehee...

Dec 28, 2011

Papa, Buku dan Natal

Papa....
Hari ini gak sengaja aku menemukan website intisari online. Sebenarnya intisari online sudah pernah aku dengar, tapi baru kali ini aku membukanya. Dan ingatanku melayang kepadamu untuk kesekian kalinya.

Papa....
Masih jelas di mataku, rumah kita di Balikpapan yang penuh dengan buku dan majalah intisari kesukaanmu. Rasanya sejak aku bisa mengingat, rak buku di rumah sudah penuh dengan majalah intisari koleksimu sejak tahun 70-an sampai edisi terbaru. Kegemaranmu membaca lalu menular padaku, dan aku mulai akrab dengan majalah itu sejak aku bisa membaca. Kadang-kadang aku heran, buat apa sih majalah lama dikumpulin, kenapa gak dibuang aja. Jumlahnya yang banyak sangat memakan tempat di rak bukumu, tetapi bahkan sampai kertasnya menguning pun papa tidak pernah membuang satu pun intisari koleksi jadul itu.

Papa...
Selain intisari, aku masih ingat koleksi besar buku kebanggaanmu, Karl May terbitan Pradnya Paramita. Papa bangga sekali dengan buku itu, dan selalu tersimpan rapi di laci buffet rumah kita. Aku pun suka sekali membaca seri Karl May, bahkan sampai berulang-ulang.

Papa....
Ketika keluarga kita pindah ke Cilegon, lalu ke Jogja, aku sempat tercengang ketika membuka kardus-kardus yang sudah diturunkan dari truk di depan rumah kita di Gamelan. Salah satu dus-dus itu berisi intisari jadul dan buku Karl May kesayanganmu. Waktu itu aku yang belum mengerti passion mu hanya bisa menghela nafas sambil ngedumel di dalam hati, ngapain sih buku-buku jadul itu dibawa sampai kemana-mana. Tapi kini aku tahu papa, passion mu disitu. Papa gak pernah sanggup membuang buku-buku kesayanganmu karena buku itu adalah bagian dari dirimu dan sebaliknya.

Papa....
Natal tahun ini terasa beda, karena aku terus teringat natal tahun lalu ketika kami menelponmu di malam natal. Waktu itu papa baru selesai misa dan lagi makan bareng mama dan Ova. Rasanya aku ingin memutar kembali waktu ke masa dimana papa masih ada karena ternyata aku tidak menyadari apa yang kupunya sampai Dia mengambilnya kembali.

Papa...
Setiap mendengar lagu natal, ingatanku selalu melayang ke papa. Entah mengapa di dalam diriku, lagu natal (selain lagu rock) rasanya kok identik denganmu. Mungkin selama bertahun-tahun kita tinggal bersama setiap natal papa selalu memutar lagu natal setiap hari selama bulan Desember.  Natal di rumah Balikpapan masih tidak tertandingi dan tidak terlupakan sampai hari ini. Kado melimpah, makanan dan minuman yang mengalir dengan tamu-tamu yang hilir mudik. Oh papa betapa rindunya aku akan masa kecilku.

Papa...
Selesai misa natal di gereja machida, kami ikut makan-makan di kantin basement. Kebetulan di sebelahku duduk seorang wanita tua sendirian. Dari omong-omong kami, ternyata ia datang ke gereja berharap bisa ketemu anaknya (laki-laki) dan cucu-cucunya. Tetapi mereka tidak datang, karena menantunya tidak begitu suka mereka pergi ke gereja. Oh papa... betapa aku sedih memandang matanya yang sendu ketika menceritakan anak dan cucunya. Aku teringat padamu papa, pasti merindukan kami berkumpul seperti dulu. 

Papa....
Bulan depan akan genap satu tahun papa pergi ke surga, tapi papa tetap tinggal di hatiku selamanya. Aku tahu papa pun masih selalu menjaga aku, nina, tommy, ova, dan mama dari sana. 

Selamat natal papa, I miss you so much.

Natal 2004 di rumah Gamelan

Sagamihara, 28 December 2011

Dec 15, 2011

Natal di TK Jepang


Hari minggu tanggal 11 Desember yang lalu, kami menghadiri Christmas Concert yang bertujuan untuk menggalang dana bagi saudara-saudara di daerah bencana tsunami yaitu daerah Tohoku. Konser natal ini diadakan oleh yayasan yang menaungi sekolah Banyu dan bertempat di salah satu gedung pertemuan milik pemerintah daerah di Sagamihara. Selain sekolah Banyu dan Wisang, yayasan ini juga memiliki dua nursery school lain serta panti wreda. Yayasan ini setiap tahun pada bulan Desember memang selalu mengadakan konser dengan tujuan amal. Biasanya acara konser ini dibagi menjadi dua bagian. Tahun lalu bagian pertama diisi oleh penari dan penyanyi dari Okinawa yang menyanyikan dan menarikan lagu dan tarian khas daerahnya. Bagian kedua diisi oleh penyanyi yang diiringi oleh seorang pemain piano.



Kali ini, bagian pertama diisi dengan pertunjukan taiko. Tau kan apa itu taiko? Taiko adalah alat musik pukul asli Jepang serupa gendang namun berukuran besar. Gendang taiko biasanya terbuat dari kulit hewan, dan dipukul menggunakan dua stik kayu dengan sekuat tenaga untuk menghasilkan suara yang mantap. Jenis lagu yang dibawakan oleh grup taiko biasanya bermacam-macam, mulai dari yang biasa sampai yang beritme cepat dengan suara sangat keras sehingga menimbulkan kesan yang sangat ramai.

Pertunjukan taiko hadir bersama karakter yang disukai anak-anak
Pengisi acara taiko hari itu adalah suatu kelompok yang bernama Soubu Myoujin Taiko (相武明神太鼓). Kelompok ini katanya bukan termasuk kelompok yang terlalu ramai lagu-lagunya. Mereka biasa tampil dalam festival-festival musim panas dan acara anak-anak, sehingga selalu menampilkan performance mereka bersama karakter-karakter seperti macan, beruang dan sebagainya. Karena kali ini adalah konser natal maka selain macan dan beruang turut hadir pula tonakai, alias rusa kutub untuk meramaikan suasana panggung. Grup ini terdiri dari pria dan wanita dengan berbagai usia antara 30-60 tahunan. Dengan celana hitam dan kaus tanpa lengan mereka tampak energik sekali memukul masing-masing taiko nya. Penampilan mereka diawali dengan lagu berjudul chirai (地籟)yang dibawakan oleh enam orang wanita berkaos putih dan hitam yang memukul gendang taiko berukuran sedang. Lagu selanjutnya adalah dakyuda (打響太), dibawakan oleh dua orang pria yang memukul gendang berukuran lumayan besar dari masing-masing sisi kiri dan kanan. Lagu selanjutnya, miyakedaiko (三宅太鼓), dibawakan oleh empat orang wanita dan satu orang pria yang sangat bersemangat. 




Di tengah-tengah lagu tradisional itu, tak lupa mereka membawakan lagu yang sedang populer di kalangan anak-anak (dan dewasa), yang berjudul marumori (マルマルモリモリ), dan tentu saja mereka tak ketinggalan mengajak anak-anak ikut bergoyang menari sesuai irama. Lagu berjudul samurai dibawakan dengan atraktif sekali oleh sembilan orang penampil. Enam orang wanita berkaos pink memukul gendang taiko berukuran sedang, dan tiga orang (termasuk satu orang pria) memukul gendang taiko berukuran kecil di bagian belakang panggung. Lagu terakhir yang dibawakan adalah ciptaan kelompok itu sendiri yang berjudul soubunirendaiko (相武二連太鼓). Saya sangat terkesima menyaksikan penampilan terakhir mereka ini. Empat orang bapak memukul lima buah gendang taiko berukuran sedang, diiringi oleh dua orang wanita yang memukul gendang kecil. Yang mengundang tepuk tangan riuh dari para penonton adalah keempat orang lelaki itu ada kalanya memukul gendang taiko dengan tangan bersilangan (itulah sebabnya dibutuhkan lima dan bukan empat buah gendang), yang artinya tangan kiri dan kanan memukul gendang yang berbeda. Salah pukul dikit, bisa-bisa jari teman di sebelahnya yang terpukul stik! Setelah empat orang laki-laki itu selesai mereka langsung bertukar tempat dengan enam orang wanita yang memukul tujuh buah taiko dalam formasi sama dengan sebelumnya (lihat video paling atas).

Penampilan terakhir para penggebuk gendang taiko
Sebelum masuk ke acara kedua, kami dipersilakan beristirahat di lobby untuk minum atau makan makanan kecil karena di dalam gedung tidak diperbolehkan makan atau minum. Selain itu memotret menggunakan lampu blitz pun juga dilarang. Sambil menunggu konser selanjutnya, Banyu dan Wisang menyempatkan diri untuk menulis pesan bagi anak-anak di daerah bencana lalu digantungkan di pohon natal yang ada di dekat pintu masuk. Pesan-pesan dari anak-anak itu nantinya akan disampaikan ke anak-anak melalui taman kanak-kanak yang ada di sana. Selain itu juga terdapat kotak sumbangan yang akan disalurkan sekolah ke daerah bencana.

Menulis pesan yang akan digantung di pohon natal lalu dikirim
kepada anak-anak di daerah bencana tsunami

      

Bagian kedua acara diisi oleh seorang penyanyi bernama Rannen dan pianis bernama Zaki (kedua-duanya wanita lho, heheheh....). Mereka membuka pertunjukan dengan menyanyikan lagu Amazing Grace dan dilanjutkan dengan menyanyikan berbagai lagu-lagu natal dalam bahasa Jepang. Saya lihat anak-anak yang hadir juga ikut menyanyikan lagu-lagu natal anak, seperti aka hana no tonakai (赤 鼻のトナカイ), awatenbo no santa claus (あわてんぼうのサンタクロース) dan sebagainya itu dengan semangat. Lagu-lagu itu kebanyakan bukan lagu natal asli Jepang, melainkan adaptasi dari berbagai lagu natal dalam bahasa Inggris atau Jerman. Sayangnya di tengah-tengah acara, Wisang yang tadinya bersemangat tampaknya sudah tidak dapat lagi menahan kantuk, sehingga tertidurlah ia di kursi dengan nyenyaknya. Hahhahaha......

Penyanyi dan pianis membawakan lagu-lagu natal yang syahdu

Wisang asyiiiik tidur nyenyak di kursi

Setelah pertunjukan selesai, beberapa anak yang dipilih dari masing-masing sekolah naik ke panggung untuk memberikan kenang-kenangan kepada semua pengisi acara. Setelah itu di lobby pengunjung berkesempatan untuk mencoba memukul gendang taiko atau berfoto bersama para pengisi acara. Banyu tentu saja tidak mau ketinggalan untuk mencoba memukul gendang taiko ini! 

Banyu bersama teman-teman bersiap memberikan
kenang-kenangan kepada para pengisi acara

   

Saya perhatikan setiap tahun yayasan ini mengadakan acara konser selain dengan tujuan amal, juga bermaksud memperkenalkan budaya tradisional Jepang. Acara natal bukan hanya diisi dengan pesta makan saja tetapi juga mempunyai makna lain, yaitu memperkenalkan anak kepada budaya mereka dan mengajari mereka untuk menjadi berguna bagi sesama. 

Wisang dalam bis sekolah sewaktu perjalanan pulang
dengan wajah BeTe bangun tidur hihihiiii....


Dec 10, 2011

Gigi Banyu

Pukul 5 pagi ini, Banyu tiba-tiba bangun dan antara setengah tidur setengah bangun ia mengatakan 「歯が抜けたよ。」 yang artinya "gigiku lepas nih" sambil mengulurkan sepotong gigi kecil kepada saya. Gigi susu Banyu, tepatnya gigi seri bagian bawahnya memang sudah 3 minggu ini goyang-goyang dan tampak mau lepas, sementara gigi tetap atau gigi dewasanya sudah sejak sebulan yang lalu muncul di belakang gigi susu itu. Banyu setiap hari menanti-nanti kapan gigi susunya akan copot karena kebanyakan teman seusia di sekolah sudah mulai ompong. Tampaknya gigi ompong karena akan berganti dengan gigi tetap, dan bukan karena sakit gigi kebanyakan makanan manis, menjadi prestis tersendiri diantara anak-anak tersebut. Tampaknya mereka bangga bahwa tak lama lagi gigi tetap akan tumbuh di gusinya sebagai pertanda mereka bukan bayi lagi. Hehehhe.... lucu juga anak-anak itu.

Gigi susu Banyu yang copot tadi pagi

Bangga bukan main karena ompong tapi sekaligus gigi tetap
sudah muncul di belakangnya
 Saya masih ingat ketika gigi susu Banyu mulai tumbuh untuk pertama kalinya. Usianya sekitar 6 atau 7 bulan. Gigi yang muncul pertama adalah gigi seri atas dan bawah, dan gigi tersebut keluar dalam waktu berdekatan. Setelah itu gigi-gigi lain pun seperti tak mau kalah dan segera muncul satu persatu. Sejak bayi saya sudah membiasakannya untuk selalu sikat gigi pagi dan sebelum tidur. Di sekolah pun kami orang tua harus menyiapkan sikat gigi untuk digunakan setelah makan siang. Untunglah beberapa kali pemeriksaan gigi di sekolah gigi banyu (dan juga Wisang) selalu dapat predikat gigi bersih dan tak berlubang. 

Tetap rajin sikat gigi ya nak, supaya gak suka sakit gigi seperti mama, hehehhee....
Banyu usia sekitar 7 bulan, ketika gigi susu pertamanya tumbuh

Dec 9, 2011

SD di Jepang: Pendaftaran Masuk SD

April tahun 2012 Banyu akan masuk kelas 1 SD karena umurnya sudah 6 tahun. Jepang memang menerapkan peraturan yang sangat ketat untuk umur masuk sekolah dasar. Hanya yang usianya sudah 6 tahun ke atas yang berhak mendaftar masuk ke SD negeri maupun swasta. Meskipun umurnya 5 tahun 11 bulan pun, yang artinya hanya kurang 1 bulan, tidak akan diterima mendaftar. Kesibukan untuk persiapan pendaftaran sudah dimulai sejak akhir bulan September. Sekitar bulan September bagian pendidikan pemerintah daerah tempat kami tinggal mengirim surat yang berisi pemberitahuan bahwa Banyu tahun depan berhak mendaftar masuk SD. Apabila ingin masuk SD negeri di rayon yang telah ditetapkan (bukan SD swasta) saya harus datang ke kantor pemda untuk mendaftarkan Banyu di sana membawa surat pemberitahuan tersebut dan KITAS milik Banyu. Jadi bedanya dengan di Indonesia adalah mendaftar SD negeri tidak langsung datang ke sekolah tetapi di kantor balai kota.

Tanggal 11 Oktober pergilah saya ke balai kota dan langsung menuju ke bagian pendidikan. Disitu saya diterima dengan baik oleh petugas dan diminta mengisi beberapa formulir. Petugas dengan sopan menyuruh saya menunggu surat pengantar untuk medical check up yang akan diadakan akhir bulan Oktober di tempat yang telah ditentukan. Sebelum masuk SD, anak-anak memang wajib mengikuti pemeriksaan kesehatan lengkap dan tentu saja pemeriksaan ini gratis. Setelah menunggu sekitar 10 menit, selesailah surat pengantar itu, diketik rapi dan berisikan informasi tanggal, tempat pemeriksaan dan sebagainya. Beda rayon SD berbeda pula tanggal dan waktu pemeriksaan kesehatan. Apabila kita tidak bisa mengantar anak untuk ikut pemeriksaan kesehatan pada tanggal yang telah ditetapkan, maka petugas akan memberi satu lembar kertas lain yang berisi jadwal pemeriksaan kesehatan di lokasi lain yang juga telah ditetapkan, sehingga si anak tetap bisa mengikuti pemeriksaan kesehatan. Lokasi periksa bervariasi, mulai dari di dalam salah satu SD, gedung pertemuan, sampai Bagian Kesehatan dan Kesejahteraan di balai kota.

Kantor balai kota tempat mendaftar SD
Banyu kebetulan dapat lokasi pemeriksaan di SD yang akan dimasukinya nanti. Tanggal 28 Oktober setelah makan siang di sekolah, Banyu cepat-cepat saya jemput karena pemeriksaan akan dimulai pukul 2 siang. Selain membawa surat pengantar, saya juga harus membawa buku boshi techou (母子手帳), yaitu semacam buku catatan riwayat kesehatan dan imunisasi anak, dan tak lupa membawa slipper alias sandal untuk di dalam rumah, karena tidak diperkenankan masuk ke ruangan di dalam gedung SD dengan bersepatu, jadi sesampai di sana kami harus menukar sepatu kami dengan sandal itu. Kami jalan kaki menuju sekolahnya (kira-kira memerlukan waktu 5 menit, dekat banget kan hehehhehe...) sambil ngobrol ini itu. Sekolah dasar negeri disini memang dirayon berdasarkan tempat tinggal. Jadi kita tidak bisa seenaknya saja memilih untuk memasukkan anak ke SD yang kita suka. Ketika saya mendaftar di balai kota, petugas pun langsung memberi tahu SD mana yang harus dimasuki Banyu berdasarkan alamat tempat tinggal saya. 

Sesampai di sana, antrian sudah lumayan panjang. Banyu senang sekali karena di sana bertemu dengan beberapa teman dari nursery school nya yang juga akan masuk ke SD yang sama. Pemeriksaan diadakan di aula olah raga yang luas. Setelah berganti sandal dan melakukan daftar ulang, kami dipersilahkan antri di depan dokter yang akan memeriksa. Pemeriksaan pertama adalah pemeriksaan gigi. Saya lihat sudah ada 4 orang dokter gigi yang bertugas disertai asistennya masing-masing. Untunglah gigi Banyu tidak bermasalah atau berlubang. Yatta!!! Selesai di tempat pemeriksaan gigi, kami pindah ke ruang lain di lantai 2 untuk pemeriksaan badan. Lagi-lagi kami harus antri di lorong sebelum masuk ruangan. Kami diminta antri dengan rapi mepet ke tembok supaya tidak mengganggu lalu lintas di lorong itu. Tak lupa guru-guru yang bertugas meminta kami semua untuk menjaga ketenangan dan tidak bercakap-cakap dengan suara keras agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung. 

Tak berapa lama, kami dipanggil masuk ke ruang kelas yang dijadikan ruang periksa. Ada 3 orang dokter dan suster di sana. Ketika giliran Banyu diperiksa, dokter dengan ramah menyapanya agar tidak terkesan seram. Karenan tidak ada yang khusus dengan kondisi kesehatan Banyu, selain itu ia pun sudah mendapatkan semua imunisasi yang diharuskan, pemeriksaan itu selesai cepat dengan hasil memuaskan. Selesai pemeriksaan kami harus mengambil satu amplop di meja yang dijaga oleh dua orang guru. Amplop itu berisi jadwal pertemuan persiapan masuk SD selanjutnya (sekitar awal Februari), kartu data pribadi anak yang harus diisi, dan beberapa formulir lain.

Banyak yang harus dipersiapkan untuk SD nanti. Saya belum sempat membeli ransel khusus untuk anak SD. SD negeri di Jepang memang menyeragamkan tas sekolah yang disebut randoseru ini. Ransel ini terbuat dari kulit, kuat dan tebal. Yang paling ringan beratnya sekitar 900 gram!! Hampir 1 kg kan... Harganya berkisar antara 10 ribu sampai 50 ribu yen (1 juta-5 juta). Harganya tampak mahal, tetapi biasanya ransel ini dibeli satu kali ketika akan masuk SD dan dipakai terus selama enam tahun sampai si anak lulus. Bila kita hitung dengan membagi harga itu dengan hari belajar selama enam tahun, tentu saja harganya jadi tampak murah kan. Ransel berbentuk kotak ini sudah dipakai di SD Jepang sejak tahun 1955. Ransel yang diadopsi dari ransel para tentara ini pertama kali dipakai oleh murid sekolah Gakushuin (sekolah anak keturunan keluarga kerajaan, bangsawan, politikus,  dan sebagainya) pada tahun 1886, waktu itu bentuknya belum kotak seperti sekarang. 2 tahun kemudian, ransel berbentuk kotak yang merupakan cikal bakal ransel yang sekarang pertama kali digunakan oleh seorang putra mahkota saat itu. Ransel itu dibuat khusus atas pesanan Ito Hirobumi, perdana menteri pertama Jepang.

Salah satu jenis ransel yang diiklankan di toko online
Ransel kini sudah sangat berkembang dari bentuk awalnya. Paling tidak rasanya sekitar sepuluh tahun yang lalu kebanyakan ransel yang digunakan anak SD hanya dua warna, yaitu merah (biasanya untuk anak perempuan) dan hitam untuk anak laki-laki. Harganya pun mahal, tidak ada ransel seharga 10 ribu seperti saat ini. Ransel saat ini lebih berwarna warni dengan berbagai macam desain meski tidak meninggalkan bentuk asalnya. Para produsen ransel pun berlomba-lomba menciptakan ransel yang ringan, minimal mengurangi beban di pundak anak dengan memberi busa dan sebagainya. Salah satu produk yang sangat populer adalah tenshi no hane (tenshi artinya malaikat, hane artinya sayap) yang mengklaim produknya terasa ringan dan mudah digunakan karena seukuran kertas A4 (ransel yang sebelumnya lebih kecil). Desainnya pun bermacam-macam berbeda dengan ransel sebelumnya yang biasanya polos saja. Ngomong-ngomong, Banyu sudah pesan agar dibelikan ransel warna biru muda yang di bagian dalamnya ada desain bergambar heart. Maitta naaa..... :)

Kasir Swalayan / Self-checkout Machine

Pernahkah anda mendengar tentang kasir tanpa petugas yang bisa dioperasikan sendiri oleh pembeli atau pengunjung supermarket? Supermarket di dekat apartemen saya dilengkapi dengan fasilitas kasir tanpa petugas. Biasanya saya hanya melihat saja tapi tetap antri di kasir dengan petugas yang melayani karena mengira pengoperasian kasir swalayan ini agak ribet, tetapi beberapa bulan yang lalu saya mencoba menggunakan kasir ini, dan ternyata.... gampaaaang dan cepat sekali!! Lebih cepat daripada kita mengantri di depan kasir reguler. Sejak itu saya selalu menggunakan kasir swalayan ini bila sedang berbelanja di supermarket itu.

Kasir swalayan dalam bahasa Jepang disebut self reji dan mulai masuk ke supermarket-supermarket di Jepang sekitar tahun 2003. Awalnya pemasangan kasir swalayan ini menuai sedikit kontroversi karena biaya untuk memasang satu alat kira-kira 1,5 sampai 3 kali lipat kasir biasa. Selain itu ada pula yang memperkirakan kasir semacam ini tidak akan populer karena sekilas pengoperasiannya tampak rumit. Namun demikian setelah berjalan beberapa tahun, kasir jenis ini semakin populer karena pengoperasiannya tidak serumit yang dikira, kita tinggal berdiri di depan mesin kasir dan mengikuti petunjuk suara yang keluar dari mesin itu. Keuntungan lainnya adalah waktu belanja dan antri di kasir akan lebih singkat karena biasanya antriannya lebih sedikit. Selain itu pihak supermarket juga bisa mengurangi pengeluaran untuk membayar petugas kasir.

Kasir swalayan di supermarket
Tinggal berdiri di depan mesin dan ikuti petunjuk suara dan monitor
Mesin ini biasanya dilengkapi dengan layar sentuh untuk pengoperasiannya. Selain itu mesin ini juga dilengkapi sensor yang bisa mengetahui bila ada barang yang belum discan tetapi sudah masuk ke tas belanja. Begitu sensor ini menangkap sinyal barang yang melewatinya tanpa discan maka ia akan mengeluarkan alert tertentu. Jadi daripada malu, jangan sekali-sekali pura-pura lupa menscan barang belanjaan anda di kasir swalayan ini, hehehhee....

Pengoperasian kasir swalayan ini mudah sekali, anda tinggal berdiri di depan kasir, kemudian ikuti saja petunjuk suara yang keluar dan yang ada di monitor. Awalnya biasanya mesin akan menanyakan apakah anda perlu tas belanja atau tidak. Hal ini juga akan selalu ditanyakan di kasir reguler, karena Jepang beberapa tahun ini menggiatkan eco bag  yang dibawa sendiri dari rumah untuk belanja di supermarket untuk mengurangi sampah plastik. Setelah itu, scan barcode yang ada di produk lalu masukkan ke tas yang terletak di depan mesin. Bila anda sudah selesai menscan semua belanjaan tinggal sentuh layar yang bertuliskan "pembayaran" lalu masukkan uang anda dan tunggu kembaliannya (bila ada). Setelah itu anda bisa langsung membawa pulang belanjaan anda beserta struknya. Praktis kan!!

Kasir swalayan ini biasanya diawasi oleh satu orang petugas di bagian ujung pintu keluar. Satu petugas biasanya menangani 4 mesin. Tugasnya adalah membantu pengunjung yang kesulitan atau bermasalah dalam pengoperasiannya. Bila kurang jelas, kita pun bisa minta petugas untuk mengajari cara pemakaian mesin itu.

Kasir swalayan di mini market
Selain kasir  swalayan di supermarket, saya juga sering menggunakan kasir swalayan yang ada di mini market (kombini), misalnya mini market Newdays yang selalu ada di dekat stasiun. Bedanya kasir swalayan di mini market itu tidak menerima pembayaran dengan uang tunai tetapi dengan e-money serupa pasmo atau suica. Caranya pun hampir sama meski jauh lebih praktis karena mesinnya lebih kecil. Cukup scan barcode produk belanjaan anda kemudian sentuh kartu e-money anda di tempat yang disediakan. Sangat praktis bagi saya yang selalu terburu-buru setiap pagi untuk membeli sarapan daripada harus antri di kasir reguler yang mengular.

Kadang-kadang saya berpikir kapan ya kepraktisan seperti ini jadi milik Indonesia. Memang terkadang kepraktisan membuat orang jadi kurang berkomunikasi dengan orang lain, karena hanya menghadapi mesin saja. Tetapi saya pikir itu pilihan, kalau kita mau berkomunikasi ya jangan ke kasir swalayan (meski saya ragu apakah petugas kasir akan mau melayani chit-chat kita di jam sibuk, hehehheee...). Kalau kasir swalayan seperti ini ada di Indonesia, jangan-jangan malah muncul orang yang bisa mengakali si sensor barang sehingga bisa membawa keluar barang tanpa dibayar, hahhahaa..... peace!!

Dec 8, 2011

Banyu's 6th birthday


Kemarin tanggal 7 Desember 2011 Banyu ulang tahun. Gak kerasa sudah enam tahun sekarang umurnya, padahal rasa-rasanya baru kemarin ia saya lahirkan. Time flies indeed!!

Tanggal 7 Desember menurut kalender Jepang bertepatan dengan 大雪 dibaca taisetsu, yang berarti banyak salju. Musim dingin di Jepang menurut solar calender atau kalender matahari dari Cina yang juga dipakai di Jepang, Korea dan Vietnam secara resmi memang berlangsung antara tanggal 7 November sampai tanggal 3 Februari. Meskipun demikian bila menganut hitungan musim dingin dari Barat maka resminya musim dingin baru akan dimulai pada tanggal 22 Desember dan berakhir sekitar tanggal 20 Maret. 

Kembali ke ultah Banyu kemarin, karena kebetulan ultahnya jatuh pada hari kerja maka sebenarnya kami sudah "mencicil" makan-makan di restoran pilihan Banyu pada hari minggu yang lalu, jadi kemarin saya hanya membeli ice cream taart yang sudah saya pesan satu hari sebelumnya di Baskin Robin (disini sebutan Baskin Robin tidak popular, biasanya disebut 31 thirty one dilafalkan satiwan dalam bahasa Jepang, hehehhe... kata Tommy, adik saya, kok kayak nama tukang beras di dekat rumahnya hahhaha....).  Sesuai pesanan Banyu yang memilih dari katalog, taart itu berhiaskan beruang kecil dan ice cream nya rasa vanilla bercampur chocolate chips. Rasanya? Gak usah ditanya deh, pasti uenaaaaakkkk bangetttt hehhehee.....




Setelah tiup lilin dan potong kue, Banyu yang sudah bisa membaca huruf hiragana dan katakana, membaca sendiri kartu ulang tahun dari kami dan kartu dari sekolahnya. Nursery School disini memang biasa memberi kartu buatan sendiri kepada setiap anak yang berulang tahun. Kartu ulang tahun itu berisi cap tangan si anak, tinggi dan berat badan hari itu, foto terbaru yang diambil di sekolah, dan ucapan selamat dari 2 orang wali kelasnya. Berbeda dari kartu ulang tahun  yang diterima dari sekolah pada tahun-tahun sebelumnya, kali ini kartu itu ditulisi makanan kesukaan, warna favorite, dan cita-cita bila besar nanti. Saya tersenyum simpul membaca cita-cita Banyu yang tertulis disitu, katanya bila ia besar nanti ia ingin jadi Kamen Rider Fourze!!! Hahhhaahaa.... Memang selain Ultraman dan Suite PreCure (pahlawan cewek yang kawaii), Banyu ngefans banget sama Kamen Rider! 

Kartu ulang tahun dari sekolah, yang pink dan biru adalah ucapan selamat dari wali kelasnya
Bagian depan kartu bertuliskan nama Banyu

Cap tangan Banyu, di bawahnya tertulis berat dan tinggi badan saat hari ulang tahun

Bagian dalam kartu
Makanan favorite: Nanas
Warna favorite: Biru
Cita-cita : menjadi Kamen Rider Fourze :)
Ulang tahun di Jepang agak berbeda dengan di Indonesia. Kalau disana bila anak ulang tahun kita bisa merayakan di sekolah, bawa kue dan bahkan makanan besar, potong taart atau tumpeng bareng teman-teman dan tentu saja kadang-kadang terima kado juga dari teman-teman di sekolah. Disini hal seperti itu tidak bisa dilakukan karena memang dilarang. Jangankan ulang tahun, kita dilarang memberi makanan kepada anak lain tanpa ijin orang tuanya. Di sekolah pun demikian, dilarang memberi buah tangan atau souvenir sebagai oleh-oleh bila habis bepergian kepada guru. Mengundang anak-anak untuk merayakan ulang tahun di semacam fast food yang jamak dilakukan di Indonesia pun tidak biasa disini. Ulang tahun sifatnya benar-benar pribadi, sehingga biasanya hanya dirayakan (kalau mau) dengan teman-teman yang benar-benar dekat dalam home party di rumah. Biasanya saya dibantu teman-teman buat tumpeng dan sebagainya di rumah dan mengundang teman-teman dekat, tapi kali ini karena kami semua sibuk maka hanya dirayakan dengan keluarga saja.

Baca kartu dari sensei di sekolah
Baca kartu dari mama, papa, dan Wisang
Masih segar dalam ingatan saya hari ketika Banyu akan lahir ke dunia ini. Berhubung Banyu adalah anak pertama saya sekaligus cucu pertama di keluarga saya (cucu ketiga di keluarga suami) maka ketika saya sudah masuk ruang bersalin sekitar pukul 11 siang, alm papa, mama, ibu mertua, sodara sepupu, dan sodara lain sudah siap di luar ruangan untuk menyemangati saya. 2 jam kemudian ketika Banyu lahir suatu perasaan aneh saya rasakan saat itu juga. Suatu perasaan yang tidak bisa saya gambarkan, perasaan  yang baru saya alami pada saat itu yang mengatakan bahwa saya kini sudah menjadi seorang ibu. Saat itu rasanya benar-benar aneh membahasakan diri saya dengan kata mama kepada bayi mungil saya, hahhaha... Selain suami, papa yang baru jadi eyang pun ikut sibuk kesana kemari, mengantar saya ke dokter dan sebagainya. Itulah sebabnya di hari ulang tahun anak-anak saya, saya selalu teringat papa dan terkenang akan wajah bahagianya memandang wajah cucu-cucu yang baru saya lahirkan. Kali ini pun rasanya saya bisa mendengar papa membisikkan selamat ulang tahun untuk Banyu dari surga. I miss you papa. 私たちのことをいつまでも天国から見守ってください。

The happiest Yangkung in the world
We all miss you so much...

Mama n Banyu (umur 4 bulan)
Kiri tengah: Penggembira harap-harap cemas menanti kelahiran Banyu :)
Banyu dibaptis di gereja Kepundung, gereja katolik gaya Bali

Dec 6, 2011

Etika Naik Kereta di Jepang

Meski sudah lama mengetahui etika berkereta di Jepang, tetapi baru kira-kira satu tahun ini saya benar-benar memperhatikan iklan-iklan layanan masyarakat maupun petunjuk-petunjuk etika dalam berkereta di sini. Bentuk iklan maupun petunjuk itu biasanya tidak jauh berbeda. Bisa berupa poster yang digantung di dalam kereta atau berupa stiker besar yang ditempel di kaca jendela. Adapula yang berupa gambar di lantai stasiun atau ditempel di dinding stasiun. Petunjuk etika itu bermacam-macam mulai dari yang biasa yaitu himbauan memberi tempat duduk di area kursi prioritas untuk orang tua, ibu hamil dan sejenisnya sampai himbauan untuk tidak berdandan di dalam kereta. 

 


Di atas adalah 2 buah poster paling umum yang ditempel di jendela kereta. Yang kiri adalah himbauan untuk memberi tempat duduk di kursi prioritas. Selain itu, tampak gambar ponsel bertuliskan "off" yang menyuruh orang untuk MEMATIKAN (bukan hanya menonbunyikan) ponsel di area sekitar kursi prioritas itu (di area selain kursi prioritas ponsel boleh tetap nyala tetapi tanpa bunyi). Mengapa demikian, karena diasumsikan ada orang (tua) pemakai pacu jantung atau alat bantu lain di kursi prioritas itu yang sangat peka terhadap sinyal dari ponsel. Peraturan paling umum di dalam kereta memang tidak boleh membunyikan dan menerima telepon ketika berada di dalam kereta karena suara orang bertelepon dianggap mengganggu penumpang lain. Jadi jarang sekali dijumpai suara-suara telepon di sini ketika di dalam kereta meski kadang-kadang ada saja satu atau dua orang penumpang yang cuek berbicara di telepon (biasanya hanya berupa percakapan pendek dengan suara pelan yang memberi tahu bahwa si penerima telepon sedang di dalam kereta). 

Di atas poster kursi prioritas, ada stiker kecil bulat berwarna pink, stiker itu adalah penanda bagi ibu hamil, artinya ibu hamil pun diprioritaskan untuk duduk di area itu. Poster berwarna pink di sebelah kanan adalah poster untuk gerbong khusus wanita. Gerbong khusus wanita ini adalah gerbong paling belakang dan hanya berlaku pada jam sibuk di pagi hari yaitu antara pukul 7.30-9.30. Setelah jam itu, gerbong kembali berfungsi seperti biasa dan dapat dinaiki oleh pria atau wanita.


Poster di atas adalah poster yang minggu lalu saya lihat di kereta JR line. Himbauannya sebenernya hampir serupa. Yang sebelah kiri adalah himbauan agar tidak membuang puntung rokok sembarangan, sedangkan yang sebelah kanan adalah kursi prioritas. Bedanya, poster ini disertai dengan kalimat-kalimat yang sedikit menyentil. Misalnya yang di kiri "Apakah anda akan membuang puntung rokok di jalan bila ada orang yang melihat?" Kalimat di poster kanan berbunyi "Tidak memberikan tempat duduk dan hanya duduk disana memikirkan alasan (yang dibuat-buat)."

Selain poster yang umum seperti di atas, banyak juga poster himbauan beretiket di dalam kereta. Salah satunya adalah poster himbauan agar jangan berdandan di dalam kereta. Akhir-akhir ini saya lihat tidak sedikit wanita Jepang yang santai saja berdandan di dalam kereta. Jangan dikira berdandan ini hanya membedaki hidung atau merapikan make up yang sudah terpasang rapi di wajah. Yang saya maksud berdandan adalah ber-make up dalam arti sesungguhnya. Artinya wanita penggemar make up di kereta itu akan tergopoh-gopoh masuk ke dalam kereta dengan wajah baru bangun tidur yang sama sekali tanpa make up. Begitu masuk kereta (meskipun sambil berdiri) mereka langsung mengeluarkan peralatan mulai dari pelembab, foundation, eye shadow, blush on, sampai bulu mata palsu dan sibuk berdandan di bawah tatapan mata puluhan orang tanpa segan. Kadang-kadang saya merasa heran bagaimana mereka bisa berdandan rapi, menorehkan eye liner di atas kereta yang sedang terguncang-guncang tanpa belepotan sedikit pun. Tentu saja mereka juga selalu sedia kaca besar yang dipegang dengan sebelah tangan untuk berdandan. Dan... voilaaaa wanita yang masuk kereta dengan wajah bangun tidur kini sudah berubah menjadi wanita cantik full make up rapi ketika turun dari kereta. Oleh karena itu tidak sedikit stasiun atau kereta yang menempel poster himbauan agar orang tidak berdandan di kereta. Di bawah ini adalah 2 jenis poster yang menghimbau orang agar berdandan di rumah yang sering saya lihat di stasiun Tokyo Metro.

          

Poster etika berkereta api ini pertama kali muncul pada tahun 1974. Pada tahun 1976 Marliyn Monroe muncul menjadi model poster etika yang dipasang di stasiun Ginza dan diketahui dari 10 poster yang dipasang 7 diantaranya selalu hilang dicuri para fans Monroe. Akhir-akhir ini poster yang dipasang jarang menggunakan model manusia. Biasanya hanya berupa gambar ilustrasi atau model binatang seperti anjing atau penguin atau tokoh kartun terkenal seperti Elmo dan teman-temannya dari Sesame Street. Gambarnya biasanya komunikatif disertai tulisan singkat tapi sangat menyentil. Saya perhatikan diantara JR, Tokyo Metro (subway) atau perusahaan kereta swasta lain yang paling getol memasang berbagai iklan soal etika berkereta api ini adalah Tokyo Metro.  Di bawah ini saya pasang beberapa poster himbauan beretika di dalam kereta yang saya ambil dari website Tokyo Metro.


Poster di atas yang sebelah kiri adalah himbauan agar orang tidak buang sampah sembarangan di dalam kereta. Sebelah kanan himbauan agar penumpang tidak duduk di lantai karena kadang-kadang ada anak muda yang berdandan ala rapper yang dengan santainya duduk di lantai tanpa malu-malu. Tidak seperti di Indonesia, di sini sangat jarang dijumpai orang yang jongkok atau duduk di lantai/tanah karena dianggap kurang sopan (行儀悪い).


Dua poster di atas adalah himbauan untuk memikirkan orang lain. Yang sebelah kiri adalah himbauan supaya tidak memotong antrian masuk ke kereta ketika kereta datang, sedangkan yang sebelah kanan adalah mengulurkan bantuan kepada orang yang membutuhkan, misalnya ibu-ibu menggendong anak yang membawa koper besar di bawah tangga (masih banyak stasiun tidak ber-lift atau ber-eskalator di kota-kota kecil).


Poster kiri atas adalah himbauan untuk memberi jalan bagi orang yang akan naik/turun kereta bila kita berdiri di area dekat pintu. Kadang-kadang ada orang yang tidak mau menyingkir ketika orang lain akan melewatinya. Dengan menghalangi pintu keluar maka akan membuat penumpang lain akan sulit turun sehingga membutuhkan waktu lebih, padahal kadang-kadang kereta hanya berhenti di satu stasiun selama beberapa detik saja. Poster di kanan adalah himbauan orang agar tidak makan di dalam kereta.


Saat melihat poster yang di sebelah kiri saya kurang mengerti maksudnya karena tulisan di atasnya berbunyi "Lakukan di laut." padahal gambarnya adalah orang yang terjepit di pintu kereta. Poster ini adalah himbauan untuk tidak memaksa masuk ke kereta yang sudah akan berangkat dengan cara menjulurkan tangan seperti gerakan orang berenang ke pintu yang akan menutup. Poster sebelah kanan adalah himbauan agar orang yang mengenakan headphone memperhatikan volume pemutar lagunya agar suara tidak bocor dan menganggu penumpang lain.

Selain poster-poster tersebut masih ada lagi poster yang lumayan lucu tapi menyentil seperti poster di bawah ini. Poster sesame street menghimbau agar orang tidak membaca koran dengan membuka korannya selebar mungkin. Boleh membaca koran tetapi harus dilipat sekecil mungkin agar tidak mengganggu penumpang di sebelah. Poster burung di sebelahnya menghimbau orang agar tidak ketiduran sampai numpang di pundak penumpang sebelah. Memang banyak sekali orang yang menggunakan waktunya di dalam kereta untuk tidur. Tetapi kadang-kadang saking pulasnya mereka tidak sadar kalau kepalanya sudah menyender di bahu orang lain yang ada di sebelahnya. Saya pun sering mengalami kejadian seperti itu. Biasanya kalau sudah sebal saya sentakkan saja bahu saya dengan sekuat tenaga agar orang itu kaget dan bangun, hehehhee.... Biasanya kalau sudah sadar sih mereka langsung minta maaf.


Sebenarnya masih sangat banyak poster-poster lucu yang menyentil soal etika berkereta ini. Satu kesamaan dari semua poster itu adalah himbauan disampaikan dengan cara yang lugas tetapi menarik. Mudah-mudahan suatu hari nanti kalau kereta atau bis benar-benar sudah menjadi transportasi umum dalam kota, poster-poster etika berkereta ini akan muncul juga agar tidak ada orang yang merokok dan yang dengan suara keras bertelepon di dalam bus atau kereta.