Sep 8, 2011

megenai, hekomanai, akiramenai

Akhir-akhir ini di kepala saya setiap hari terngiang-ngiang lagu pendek, semacam slogan yang muncul di acara anak-anak setiap jam 8 pagi di saluran tv NHK. Pemeran utama acara itu adalah 3 sahabat kucing  cantik bernama Minya, domba keturunan bangsawan bernama Meikobu, dan anak musang dari kampung bernama Mutekichi. Mereka semua digambarkan berusia sekitar 3 tahun, selalu bermain bersama tetapi kadang-kadang juga bertengkar karena perbedaan karakter. Selain tiga sahabat itu, sebenarnya masih ada lagi 1 peri bernama Lalapa yang selalu ikut bermain dengan mereka, dan pemeran pembantu lain seperti kakek kura-kura dan suami istri ayam.

Sejak pertama kali melihat 3 sahabat ini saya terkesan sekali dengan penggambaran masing-masing karakter. Minya digambarkan selalu tampil kawaii alias cute, cantik, manis, atau apapun sebutannya, mengenakan pita, pakaian pink, suka mode dan barang-barang bagus, dan tentu saja berpenampilan modis. Meikobu digambarkan sebagai seorang pangeran yang dididik dengan gaya bangsawan, selalu tampil rapi dengan setelan jas dan dasi kupu-kupu. Sedangkan Mutekichi digambarkan sebagai anak kampung yang tinggal dengan neneknya pemilik pemandian air panas. Saking lugunya, pada suatu episode ketika Minya mengajak Mutekichi bermain pura-pura jadi pelayan restoran burger, si Mutekichi ini bahkan tidak tahu apa itu burger dan potato, serta istilah-istilah seperti drink (dilafalkan dorinku) untuk menyebut minuman sehingga Minya menjadi jengkel karena Mutekichi hanya tahu osembe (rice cracker) saja sebagai satu-satunya camilan kesukaannya.

Ini dia si tiga sahabat, Minya, Meikobu dan Mutekichi

Tetapi meskipun Mutekichi digambarkan sebagai anak kampung, dia adalah penggerak 3 sahabat ini dan selalu optimis. Setiap kali menghadapi hambatan, ada sahabatnya mengalami kesulitan, dia selalu mulai menyanyi "megenai... hekomanai... akiramenai...." yang artinya kurang lebih adalah "jangan menyerah... jangan patah semangat.... jangan putus asa..." Anak-anak saya hafal lagu pendek itu, dan saya yang setiap pagi menemani mereka sarapan sambil bergerak seperti angin puyuh setengah berlari antara dapur, kamar, dan living room kami untuk menyiapkan keperluan anak-anak pun lama-lama jadi hafal dan ikut-ikutan mendendangkan lagu itu. Saat itu saya tidak begitu menyadari makna lagunya, meski saya sudah tahu arti masing-masing kata, baru akhir-akhir ini saya menyadari bahwa 3 kata itu merupakan kata penyemangat yang cocok dengan kondisi saya akhir-akhir ini. Heheheheh.... Dikejar deadly deadline tulisan, kerjaan, anak, rumah daaaaaaan yang lainnya, maklum disini gak model punya asisten, jadi semua harus dikerjakan sendiri, hehehhee....

Setelah mendengar lagu pendek itu, akhir-akhir ini saya jadi semangat lagi, minimal jadi semangat ngeblog lagi, hehehhee.... Tujuan saya ngeblog sebenarnya bukan ingin dibaca buanyaaak orang, tapi saya hanya ingin meninggalkan catatan kecil untuk anak-anak saya, sekaligus mengasah lagi kepekaan saya akan detail yang rasanya hampir hilang akhir-akhir ini. Mudah-mudahan kelak ketika ketika anak saya beranjak dewasa dan membaca tulisan saya, mereka ingat bahwa kami melakukan banyak hal-hal yang menyenangkan bersama-sama sejak mereka kecil. 

Kesimpulannya ternyata bukan hanya orang tua yang bisa mengajari anak, acara anak-anakpun bisa mengajari para orang dewasa untuk terus optimis. 

JANGAN MENYERAH, JANGAN PATAH SEMANGAT, JANGAN BERPUTUS ASA

No comments:

Post a Comment