Dec 6, 2011

Etika Naik Kereta di Jepang

Meski sudah lama mengetahui etika berkereta di Jepang, tetapi baru kira-kira satu tahun ini saya benar-benar memperhatikan iklan-iklan layanan masyarakat maupun petunjuk-petunjuk etika dalam berkereta di sini. Bentuk iklan maupun petunjuk itu biasanya tidak jauh berbeda. Bisa berupa poster yang digantung di dalam kereta atau berupa stiker besar yang ditempel di kaca jendela. Adapula yang berupa gambar di lantai stasiun atau ditempel di dinding stasiun. Petunjuk etika itu bermacam-macam mulai dari yang biasa yaitu himbauan memberi tempat duduk di area kursi prioritas untuk orang tua, ibu hamil dan sejenisnya sampai himbauan untuk tidak berdandan di dalam kereta. 

 


Di atas adalah 2 buah poster paling umum yang ditempel di jendela kereta. Yang kiri adalah himbauan untuk memberi tempat duduk di kursi prioritas. Selain itu, tampak gambar ponsel bertuliskan "off" yang menyuruh orang untuk MEMATIKAN (bukan hanya menonbunyikan) ponsel di area sekitar kursi prioritas itu (di area selain kursi prioritas ponsel boleh tetap nyala tetapi tanpa bunyi). Mengapa demikian, karena diasumsikan ada orang (tua) pemakai pacu jantung atau alat bantu lain di kursi prioritas itu yang sangat peka terhadap sinyal dari ponsel. Peraturan paling umum di dalam kereta memang tidak boleh membunyikan dan menerima telepon ketika berada di dalam kereta karena suara orang bertelepon dianggap mengganggu penumpang lain. Jadi jarang sekali dijumpai suara-suara telepon di sini ketika di dalam kereta meski kadang-kadang ada saja satu atau dua orang penumpang yang cuek berbicara di telepon (biasanya hanya berupa percakapan pendek dengan suara pelan yang memberi tahu bahwa si penerima telepon sedang di dalam kereta). 

Di atas poster kursi prioritas, ada stiker kecil bulat berwarna pink, stiker itu adalah penanda bagi ibu hamil, artinya ibu hamil pun diprioritaskan untuk duduk di area itu. Poster berwarna pink di sebelah kanan adalah poster untuk gerbong khusus wanita. Gerbong khusus wanita ini adalah gerbong paling belakang dan hanya berlaku pada jam sibuk di pagi hari yaitu antara pukul 7.30-9.30. Setelah jam itu, gerbong kembali berfungsi seperti biasa dan dapat dinaiki oleh pria atau wanita.


Poster di atas adalah poster yang minggu lalu saya lihat di kereta JR line. Himbauannya sebenernya hampir serupa. Yang sebelah kiri adalah himbauan agar tidak membuang puntung rokok sembarangan, sedangkan yang sebelah kanan adalah kursi prioritas. Bedanya, poster ini disertai dengan kalimat-kalimat yang sedikit menyentil. Misalnya yang di kiri "Apakah anda akan membuang puntung rokok di jalan bila ada orang yang melihat?" Kalimat di poster kanan berbunyi "Tidak memberikan tempat duduk dan hanya duduk disana memikirkan alasan (yang dibuat-buat)."

Selain poster yang umum seperti di atas, banyak juga poster himbauan beretiket di dalam kereta. Salah satunya adalah poster himbauan agar jangan berdandan di dalam kereta. Akhir-akhir ini saya lihat tidak sedikit wanita Jepang yang santai saja berdandan di dalam kereta. Jangan dikira berdandan ini hanya membedaki hidung atau merapikan make up yang sudah terpasang rapi di wajah. Yang saya maksud berdandan adalah ber-make up dalam arti sesungguhnya. Artinya wanita penggemar make up di kereta itu akan tergopoh-gopoh masuk ke dalam kereta dengan wajah baru bangun tidur yang sama sekali tanpa make up. Begitu masuk kereta (meskipun sambil berdiri) mereka langsung mengeluarkan peralatan mulai dari pelembab, foundation, eye shadow, blush on, sampai bulu mata palsu dan sibuk berdandan di bawah tatapan mata puluhan orang tanpa segan. Kadang-kadang saya merasa heran bagaimana mereka bisa berdandan rapi, menorehkan eye liner di atas kereta yang sedang terguncang-guncang tanpa belepotan sedikit pun. Tentu saja mereka juga selalu sedia kaca besar yang dipegang dengan sebelah tangan untuk berdandan. Dan... voilaaaa wanita yang masuk kereta dengan wajah bangun tidur kini sudah berubah menjadi wanita cantik full make up rapi ketika turun dari kereta. Oleh karena itu tidak sedikit stasiun atau kereta yang menempel poster himbauan agar orang tidak berdandan di kereta. Di bawah ini adalah 2 jenis poster yang menghimbau orang agar berdandan di rumah yang sering saya lihat di stasiun Tokyo Metro.

          

Poster etika berkereta api ini pertama kali muncul pada tahun 1974. Pada tahun 1976 Marliyn Monroe muncul menjadi model poster etika yang dipasang di stasiun Ginza dan diketahui dari 10 poster yang dipasang 7 diantaranya selalu hilang dicuri para fans Monroe. Akhir-akhir ini poster yang dipasang jarang menggunakan model manusia. Biasanya hanya berupa gambar ilustrasi atau model binatang seperti anjing atau penguin atau tokoh kartun terkenal seperti Elmo dan teman-temannya dari Sesame Street. Gambarnya biasanya komunikatif disertai tulisan singkat tapi sangat menyentil. Saya perhatikan diantara JR, Tokyo Metro (subway) atau perusahaan kereta swasta lain yang paling getol memasang berbagai iklan soal etika berkereta api ini adalah Tokyo Metro.  Di bawah ini saya pasang beberapa poster himbauan beretika di dalam kereta yang saya ambil dari website Tokyo Metro.


Poster di atas yang sebelah kiri adalah himbauan agar orang tidak buang sampah sembarangan di dalam kereta. Sebelah kanan himbauan agar penumpang tidak duduk di lantai karena kadang-kadang ada anak muda yang berdandan ala rapper yang dengan santainya duduk di lantai tanpa malu-malu. Tidak seperti di Indonesia, di sini sangat jarang dijumpai orang yang jongkok atau duduk di lantai/tanah karena dianggap kurang sopan (行儀悪い).


Dua poster di atas adalah himbauan untuk memikirkan orang lain. Yang sebelah kiri adalah himbauan supaya tidak memotong antrian masuk ke kereta ketika kereta datang, sedangkan yang sebelah kanan adalah mengulurkan bantuan kepada orang yang membutuhkan, misalnya ibu-ibu menggendong anak yang membawa koper besar di bawah tangga (masih banyak stasiun tidak ber-lift atau ber-eskalator di kota-kota kecil).


Poster kiri atas adalah himbauan untuk memberi jalan bagi orang yang akan naik/turun kereta bila kita berdiri di area dekat pintu. Kadang-kadang ada orang yang tidak mau menyingkir ketika orang lain akan melewatinya. Dengan menghalangi pintu keluar maka akan membuat penumpang lain akan sulit turun sehingga membutuhkan waktu lebih, padahal kadang-kadang kereta hanya berhenti di satu stasiun selama beberapa detik saja. Poster di kanan adalah himbauan orang agar tidak makan di dalam kereta.


Saat melihat poster yang di sebelah kiri saya kurang mengerti maksudnya karena tulisan di atasnya berbunyi "Lakukan di laut." padahal gambarnya adalah orang yang terjepit di pintu kereta. Poster ini adalah himbauan untuk tidak memaksa masuk ke kereta yang sudah akan berangkat dengan cara menjulurkan tangan seperti gerakan orang berenang ke pintu yang akan menutup. Poster sebelah kanan adalah himbauan agar orang yang mengenakan headphone memperhatikan volume pemutar lagunya agar suara tidak bocor dan menganggu penumpang lain.

Selain poster-poster tersebut masih ada lagi poster yang lumayan lucu tapi menyentil seperti poster di bawah ini. Poster sesame street menghimbau agar orang tidak membaca koran dengan membuka korannya selebar mungkin. Boleh membaca koran tetapi harus dilipat sekecil mungkin agar tidak mengganggu penumpang di sebelah. Poster burung di sebelahnya menghimbau orang agar tidak ketiduran sampai numpang di pundak penumpang sebelah. Memang banyak sekali orang yang menggunakan waktunya di dalam kereta untuk tidur. Tetapi kadang-kadang saking pulasnya mereka tidak sadar kalau kepalanya sudah menyender di bahu orang lain yang ada di sebelahnya. Saya pun sering mengalami kejadian seperti itu. Biasanya kalau sudah sebal saya sentakkan saja bahu saya dengan sekuat tenaga agar orang itu kaget dan bangun, hehehhee.... Biasanya kalau sudah sadar sih mereka langsung minta maaf.


Sebenarnya masih sangat banyak poster-poster lucu yang menyentil soal etika berkereta ini. Satu kesamaan dari semua poster itu adalah himbauan disampaikan dengan cara yang lugas tetapi menarik. Mudah-mudahan suatu hari nanti kalau kereta atau bis benar-benar sudah menjadi transportasi umum dalam kota, poster-poster etika berkereta ini akan muncul juga agar tidak ada orang yang merokok dan yang dengan suara keras bertelepon di dalam bus atau kereta.

1 comment: