May 21, 2012

Sanja Festival 三社祭

Ajang pamer tato 

Hari sabtu minggu yang lalu tanggal 19 Mei, saya bersama seorang sahabat pergi ke kuil Asakusa untuk melihat Sanja Festival. Festival ini sudah diadakan sejak zaman Edo, tepatnya sejak tahun 1872. Pada waktu itu Sanja Festival diadakan setiap tahun pada tanggal 17 dan 18 Mei, namun sekarang festival ini diadakan setiap minggu ketiga di bulan Mei pada hari jumat, sabtu, dan minggu.

Asakusa merupakan daerah shita machi. Shita machi adalah sebutan untuk area tempat tinggal bagi rakyat golongan pedagang (商人)dan pengrajin (職人). Pada zaman Edo masyarakat dibagi 4 kelas yang disebut shinokosho (士農工商). Kelas tertinggi tentu saja diduduki oleh golongan prajurit yang disebut bushi (武士). Para bushi dan keluarganya ini tinggal di daerah dalam lingkungan benteng Edo, sedangkan pedagang dan pengrajin tinggal di daerah sekitar benteng yang disebut Jokamachi (城下町). Kelas berikutnya ditempati oleh petani (農民), petani tinggal di desa-desa jauh dari pusat kota Edo. Meskipun secara hierarki, para petani ini menempati golongan kedua setelah prajurit tetapi dalam prakteknya mereka adalah golongan yang selalu diperas keringatnya melalui pajak (waktu itu berupa beras) yang sangat tinggi untuk membiayai hidup para prajurit. Kelas ketiga dan keempat berturut-turut diduduki oleh pengrajin dan pedagang. Para pengrajin dan pedagang ini tidak dikenai pajak dan memiliki berbagai previlage yang tidak dimiliki oleh golongan petani. Pada akhirnya kedua golongan ini nantinya malah memiliki andil yang besar dalam pembentukan budaya masyarakat mulai pertengahan sampai akhir zaman Edo.

Kembali ke Sanja Festival, festival ini merupakan salah satu dari 3 festival terbesar yang diadakan pada zaman Edo. Mengapa disebut Sanja, yang berarti tiga kuil, sebab pada awalnya festival ini diadakan di tiga buah kuil yang terletak di Asakusa. Berbicara tentang Asakusa tentu saja tidak bisa lepas dari Yakuza atau mafia Jepang. Asakusa adalah salah satu basis yakuza terbesar di Jepang. Para yakuza ini tentu saja juga ikut ambil bagian dalam festival ini dengan mengangkat Mikoshi (tempat tinggal dewa) dengan hanya menggunakan fundoshi, yaitu semacam celana dalam tradisional Jepang berupa kain putih yang dililitkan di sekeliling selangkangan seperti para pemain sumo. Pada tahun 2007 bahkan dari 30 kelompok pengusung Mikoshi 70 persen diantaranya adalah kelompok yakuza. 

Berikut saya posting beberapa foto Sanja Festival tahun 2012.

Ramai-ramai mengusung mikoshi

Penarik becak jinrikisha

Nakamise yang selalu penuh sesak

Pembuka jalan di depan mikoshi

Topeng tradisional



Yakuza dengan celana dalam fundoshi



Gerhana Matahari Cincin 2012 Annular Solar Eclipse 金環日食

Hari ini tanggal 21 Mei 2012 hampir semua orang di Jepang sedang heboh dengan fenomena alam gerhana matahari total yang bisa dilihat sekitar pukul 7.30 pagi di seputaran Tokyo. Gerhana matahari total ini terakhir terjadi 25 tahun yang lalu, dan untuk daerah Tokyo, Kanagawa dan sekitarnya bisa dilihat dengan jelas 173 tahun yang lalu. Oleh karena itu bayangkan betapa excited nya kami di sini menyambut gerhana matahari ini. 

Banyu sudah mendapat pengumuman untuk melihat gerhana ini secara massal dari sekolah. Bukan hanya murid-murid saja, tetapi para wali murid boleh datang bersama keluarga, tetangga, atau siapa saja lalu melihat gerhana ini dari halaman sekolah bersama-sama. Tentu saja tidak boleh melihat gerhana ini dengan mata telanjang, sehingga para murid diberi kaca mata khusus untuk melihatnya. Kaca mata khusus ini dijual di toko-toko dengan harga berkisar antara 1400-1800 yen. Selain itu untuk memberi bayangan kepada murid-murid, sejak 1 atau 2 minggu sebelumnya di kelas sudah diputar film mengenai gerhana matahari total ini. Selain itu guru-guru juga mengajari murid-murid bagaimana cara menggunakan kaca mata khusus itu dan membuat simulasi gerhana agar murid-murid bisa menggunakan kaca mata itu dengan benar pada waktunya. Sebagai tambahan, Banyu hari ini harus berangkat pukul 6.40 ke sekolah. Terpaksalah kami semua bangun pagi-pagi hehehe..

Wah tinggal 6 menit lagi matahari akan tertutup bulan (pukul 7.34). Televisi sejak pagi sudah heboh menyiarkan proses gerhana ini. Ada yang sampai mengundang bintang tamu grup penyanyi terkenal, SMAP, untuk menyanyi live di atas atap gedung kantor mereka tepat saat gerhana matahari cincin berlangsung selama 6 menit. Semua televisi sampai saat-saat terakhir masih tetap menghimbau masyarakat agar tidak melihat gerhana dengan mata telanjang, sunglass, kamera dan alat-alat lain yang tidak seusai karena bisa merusak kornea mata.







Bahkan saya lihat di televisi, ada yang sengaja mengadakan upacara pernikahan pagi ini di tepi pantai, dengan harapan upacara itu berlatar belakang gerhana ini. Romantis sekali kaaaan..... Sayangnya, hari ini agak berawan, jadi kadang-kadang gerhana terlihat jelas dan kadang-kadang tertutup awan tipis.

Terus terang saya terkesan sekali dengan gerhana matahari kali ini. Bukan hanya karena keindahannya tetapi karena persiapan menghadapi gerhana ini dengan detil. Setiap hari Banyu pulang dari sekolah membawa berbagai macam pengumuman, himbauan dan berbagai edaran mengenai cara melihat gerhana matahari dengan benar. Selain itu kaca mata khusus juga dijual di berbagai tempat sehingga orang tidak kesulitan membelinya.

Mudah-mudahan tahun 2030 saya masih bisa melihat gerhana matahari cincin yang diperkirakan akan bisa dilihat di Pulau Hokkaido.

May 16, 2012

SD di Jepang: Bincang-Bincang Dengan Kepala Sekolah 語り会

Tanggal 15 Mei 2012, sebelum saya menghadiri open class untuk kelas satu, saya berkesempatan menghadiri acara bincang-bincang (語り会) dengan kepala sekolah. Acara ini khusus diadakan dengan mengundang wali murid kelas satu pada jam yang telah disepakati sebelumnya. Tujuannya adalah agar wali murid dan kepala sekolah saling mengenal lebih dalam dan mengerti bagaimana si anak dan orang tuanya. Selain itu kami para wali murid juga diharapkan agar saling mengenal lebih dekat satu sama lain.

Acara bincang-bincang ini hanya berlangsung selama 30 menit. Kebetulan saat itu  yang hadir pada jam yang sama dengan saya ada 4 orang lain. Kami diminta memperkenalkan diri dan menceritakan tentang anak kami, kelebihan dan kekurangannya, kesukaan dan hobinya, serta hal-hal lain termasuk hal yang kami kuatirkan baik dalam pelajaran maupun pergaulan di lingkungan baru di SD.

Rasanya jadi diperhatikan sekali dengan adanya acara ini. Selain bisa merasa lebih dekat dan mendapat beberapa advis, kami para wali murid juga dapat saling bertukar informasi.

SD di Jepang: Open Class 授業参観

Hari ini untuk pertama kalinya saya menghadiri open class di SD Banyu. Sejujurnya hari ini saya tidak tahu kalau kami para orang tua murid boleh ikut berada di dalam kelas menyaksikan proses belajar mengajar karena hari ini saya sebenarnya diundang untuk "ngobrol-ngobrol" dengan kepala sekolah. Ternyata setelah acara bincang-bincang itu selesai kami (5 orang wali murid) dipersilakan pergi ke kelas selama sekitar 10 menit.

Sebenarnya apa sih open class ini. Open class biasanya diadakan beberapa kali dalam satu tahun. Kebetulan kali ini yang pertama setelah anak-anak kelas satu masuk pada bulan April lalu. Tujuannya adalah supaya orang tua bisa menyaksikan proses belajar mengajar dan melihat bagaimana si anak ketika berada di dalam kelas. Kami para orang tua murid yang hadir berdiri dengan tenang di belakang kelas sambil memperhatikan guru dan murid berinteraksi. Sayangnya karena alasan privasi kami dilarang mengambil foto di kelas. Selain itu tentu saja kegiatan memotret bisa mengganggu konsentrasi guru dan juga murid-murid yang mungkin saja juga tegang karena tiba-tiba ada ibu-ibu yang ikut di dalam kelas. 

Sayangnya hari ini ketika saya tiba di kelas Banyu, jam pelajaran ke tiga baru saja usai dan mereka baru akan mulai tes bahasa Jepang yang akan dimulai pada jam ke empat. Ada dua baru yang saya temui hari ini. Yang pertama, setiap akan mulai jam pelajaran, anak yang bertugas hari itu (touban 当番)mengatakan "Jam pelajaran ke.... akan dimulai" dan teman-teman sekelasnya yang duduk dengan sikap tegak akan menyahut "Mulaaaaaiiiiii." Wow lucu juga ya, meski saya sudah berkali-kali diminta mengajar di SD untuk mata pelajaran Multicultural Understanding, tapi saya belum pernah menemui yang seperti ini. Yang kedua, kebetulan ketika kami datang mereka akan menempuh tes alias ulangan (dan ulangan ini tidak pernah diumumkan kapan akan diadakan, jadi selalu mendadak), begitu ibu guru wali kelas mengatakan akan ada tes, anak-anak langsung sibuk mengubah arah meja dan kursinya. Awalnya saya kaget juga, ini pada ngapain sih kok ribut banget geser-geser meja dan kursi. Biasanya pada jam pelajaran biasa mereka duduk berdua-dua dalam dua deret dengan meja kursi masing-masing yang tidak terangkai. Tetapi ketika ulangan, mereka harus duduk sendiri-sendiri, dan separuh kelas menghadap ke tembok kanan serta separuhnya lagi ke tembok kiri. Katanya sih supaya gak pada nyontek-nyontekan. Bagus juga kan. 

Ulangan Matematika Banyu beberapa hari yang lalu
Dapat nilai 100 lhooooo....
Saya lihat Banyu segera mengerjakan soal-soal begitu lembar soal dibagikan. Agar kami tidak mengganggu jalannya ulangan, kami lalu diajak ke kelas lain, yang kebetulan sedang ada pelajaran bahasa Jepang pada jam ke empat itu. Untuk informasi, pelajaran SD kelas satu adalah Matematika, Bahasa Jepang, Pendidikan Moral, Musik, Olahraga, dan Ketrampilan, meski demikian yang hampir dominan ada setiap hari adalah olahraga, bahasa Jepang dan matematika. Di kelas sebelah yang sedang belajar bahasa Jepang, kami melihat bagaimana anak-anak diajari membaca. Mereka harus duduk dengan sikap tegak dan buku dipegang di depan mereka (tidak boleh ditidurkan di meja) lalu membaca bersama bagian yang sudah ditentukan dengan suara keras. Apa yang dibaca ini biasanya sudah sesuai dengan PR membaca di rumah yaitu honyomi. Saya lihat ibu guru yang mengajar dengan aktif menggunakan banyak alat peraga mulai dari gambar sampai kantong plastik dan topi beruang. Kebetulan yang dibaca adalah cerita seekor beruang yang menemukan kantong lalu diserahkan kepada temannya si tupai. Tetapi setelah dilihat ternyata isi kantong itu sudah berjatuhan karena kantongnya robek. Setelah membaca ibu guru bertanya beberapa isi bacaan, dan anak-anak saya lihat sangat aktif mengangkat tangan. Anak yang ditunjuk untuk menjawab segera berdiri dari duduknya dan pindah ke belakang kursinya lalu mulai menjawab dengan suara keras.

Saya sangat mengapresiasi adanya sistem open class ini. Saya rasa ini adalah kesempatan yang baik sekali bagi orang tua untuk bisa secara langsung melihat dari dekat bagaimana anak-anak belajar di dalam kelas. Saya tidak tahu apakah di Indonesia ada sekolah yang menerapkan hal seperti ini, tetapi rasanya bagus juga kalau sistem ini bisa ditiru di sana.

May 1, 2012

SD di Jepang: Belajar Baca -Honyomi 本読み-

Mulai hari ini, tanggal 1 Mei 2012 Banyu setiap hari bertambah PR nya. Selain PR matematika atau menulis huruf, mulai hari ini setiap hari Banyu harus membaca dengan keras atau dengan kata lain membaca dengan mengeluarkan suara dari bacaan yang sudah ditentukan. Ini adalah pekerjaan rumah mata pelajaran Bahasa Jepang (Kokugo - 国語)yang mendorong anak agar terbiasa membaca dengan lancar dan melafalkan setiap kalimat dengan jelas ketika membaca serta lancar menulis. Jadi latihan membaca seperti ini dilakukan di semua sekolah dasar di Jepang.

Di sekolah Banyu, bacaan diambil dari buku pelajaran Kokugo. Judul setiap bacaan sudah ditentukan dan biasanya disesuaikan dengan musim. Misalnya saat musim semi, bacaan yang harus dibaca mengandung kata bunga atau sakura dan sejenisnya. Bila musim panas tiba, bacaan berisi hal-hal yang identik dengan musim panas seperti kodok, serangga dan sebagainya. Bacaan ini awalnya ditulis dengan huruf hiragana, lalu meningkat ke huruf katakana dan akhirnya huruf kanji.

Buku Pelajaran Kokugo
Setiap anak setiap bulan dibagi sebuah kartu yang disebut Kartu Honyomi (Honyomi Kaado - 本読みカード). Setiap hari selama sebulan anak harus membaca bacaan yang sudah ditentukan dan harus dinilai. Siapa yang menilai?? Tentu saja orang tua. Jadi sebenarnya ini adalah PR bersama untuk anak dan orang tuanya hehehehe... 

Kartu Honyomi untuk bulan Mei
Orang tua harus memberi penilaian setiap hari di kolom yang sudah ditentukan

Poin yang harus dinilai sudah ditentukan oleh sekolah. Di sekolah Banyu, SD T, ada 3 poin yang dinilai yaitu: 
1. Kemampuan membaca tanpa salah.
2. Kejelasan lafal setiap kosa kata.
3. Apakah cara membaca bila ada koma atau titik sudah tepat atau belum.

Selain itu, cara menilainya juga sudah ditetapkan. 
1. Segitiga bila dianggap masih kurang.
2. Bulat bila dianggap sudah baik.
3. Bulat dengan titik di dalamnya bila sudah sangat baik.

Perhatian: Anak harap membaca 2 atau 3 kali
Tentu saja tidak mudah membaca dan menilai dengan obyektif dalam sekejap. Orang tua juga harus mengerti setiap kata yang dibaca dan bisa membaca hiragana, katakana dan kanji. Si anak harus membaca antara 2 atau 3 kali sesuai anjuran di kartu itu. Biasanya saya menyuruh Banyu membaca 3 atau 4 kali supaya saya bisa menilai semua poin yang diminta. Karena kalau hanya satu kali saja kita akan sulit sekali menilai pelafalan dan sebagainya. Banyu biasanya sudah mulai malas-malasan ketika saya minta dia membaca untuk yang ketiga kalinya. Saya tahu, pasti bosan sekali baginya harus membaca tulisan yang sama berkali-kali, hehehe.... Kalau sudah begitu biasanya dia bukan membaca tapi mengeluarkan suara seolah-olah membaca padahal dia hanya mengucapkan apa yang sudah dia hafal. Tentu saja karena anak kecil mudah dan cepat sekali menghafal, biasanya yang dibaca 95 persen sudah benar, tapi toh saya tetap harus menilai yang 5 persen kan. Jadi saya selalu waspada kalau dia sudah mulai bosan dan menghafal bacaan itu, bukan membacanya, pasti saya minta dia mengulanginya lagi. Hehehe....

Selain Honyomi ini, setiap pagi sebelum pelajaran dimulai, mulai pukul 8.25 selama 10 menit semua anak harus membaca dengan tenang di mejanya masing-masing buku apa saja yang mereka sukai. Jam ini disebut Asa Dokusho yang berarti "Membaca di Pagi Hari" Buku-buku itu bisa dipilih dari rak buku yang ada di setiap kelas. Jangan harap ada komik di rak buku itu karena memang anak-anak dilarang membaca atau bahkan membawa komik ke dalam lingkungan sekolah. Buku-buku yang ada di rak buku biasanya buku bacaan ringan untuk anak-anak (disesuaikan dengan umur dan kelasnya) yang mengandung ajaran moral. 

Dengan adanya jam Membaca Pagi dan PR membaca keras ini saya jadi tahu mengapa orang Jepang suka sekali membaca. Sejak mereka mulai mengenal huruf, mereka sudah dibiasakan membaca dengan baik dan benar dan pemerintah melalui sekolah-sekolah menggalakkan kegiatan membaca ini secara nyata. Jadi meskipun pekerjaan saya jadi bertambah satu lagi untuk menemani dan menilai Banyu membaca, saya tentu saja dengan senang hati melakukannya dan saya bersyukur saya bisa membaca huruf Jepang, hehehe....

Sagamihara, 1 Mei 2012

GW di rumah Mucchi

Hari ini kami diundang makan siang di rumah teman sesama orang Indonesia yang juga punya anak kecil lucu yang biasa kami panggil Mucchi. Makan siang ini tidak merayakan sesuatu yang khusus, hanya ingin kumpul-kumpul dan makan-makan masakan Indonesia, mumpung liburan Golden Week (GW) sudah dimulai. Saya sendiri sama sekali gak bisa masak dan gak pernah punya keinginan untuk bisa masak, jadi selalu terpesona dengan teman-teman yang rajiiiiin sekali masak berbagai menu Indonesia yang bumbunya amat sangat rumit (menurut saya), udah gitu enak lagi masakannya, hehehehe...

Yang lain sibuk pose, Wisang sibuk nglirik ke beranda orang hehehhe...
Selain kami sekeluarga, ada juga Cheppy, Fifi, Luki, keluarga Erna dan keluarga Iwan, semuanya berasal dari Jogja dan sekitarnya, jadi kami sibuk bertukar gosip sementara anak-anak kami sudah sibuk sendiri main sambil jerit-jerit gak karuan. Tentu saja gak asik kan kalau banyak anak kecil tanpa ada yang nangis, hehehhe... Jadi yah begitulah, acara tukar menukar gosip kami diselingi dengan beberapa kali tangisan anak karena berantem, atau jatuh atau kejeduk kepalanya, atau bahkan keinjak rambutnya, heheheh...

Sibuk gokeg-gojeg sama tante Cheppy :))

Banyu jadi yang paling besar di antara anak-anak yang datang hari ini, setelah itu diikuti Sekar (5 tahun) putri pertama Iwan dan Beta, lalu Wisang, Galuh (putri kedua Iwan), Mucchi dan yang paling kecil sekaligus jadi bintang hari itu adalah Bima, putra Erna dan Eitaro. Bima baru 4 bulan dan wajahnya menggemaskan banget. Jadilah dia sibuk digendong sana sini oleh om-om dan tante-tante yang ada di situ, hehehehe...

Banyu, Mucchi dan yang paling mungil Bima
Sambil ngobrol tentu saja kami langsung menyantap masakan tuan rumah. Ada nasi uduk, ayam goreng, ayam panggang, sambal goreng ati, ikan pepes, dan makanan yang paling saya rindukan yaitu, BAKSO!! Waaaah puassss deh hari ini.

Thanks ya Mya n Mucchi.
Kapan-kapan undang kita lagi ya!

Dating Wisanggeni

Tanggal 24 April lalu, saya menyempatkan diri jalan-jalan berdua Wisanggeni. Kebetulan hari itu saya bisa kerja di rumah sampai jam 2 siang. Karena masih ada sedikit waktu sebelum harus menjemput Banyu pada pukul 5 sore, saya pingin juga mengistirahatkan otak sambil ngobrol-ngobrol sama Wisang. Hehehe... Untunglah hari itu Wisang setuju saya ajak naik kereta berdua sampai ke Machida. Tadinya dia ngotot minta diajak ke MacD, bukan karena suka makanannya sih, tapi kali ini Happy Set untuk anak-anak bonus hadiahnya adalah si super hero Kamen Rider Forze kesukaannya. Wisang (dan Banyu) tiap hari minggu selalu bela-belain bangun jam 7 pagi demi menonton si Forze ini lho. Haduuuh jadinya saya yang pingin bangun siangpun terpaksa ikut bangun juga karena denger kehebohan mereka.


Setelah saya bujuk-bujuk akhirnya Wisang setuju untuk masuk ke kafe ala Perancis kesukaan saya di Machida, Vie De France. Kafe ini menyajikan roti-roti yang selalu menggiurkan (minimal bagi saya hehehe..) mulai dari apple pie, kue yang toppingnya sayur-sayuran khas Jepang seperti umbi gobo (maaf saya gak ngerti bahasa Indonesianya Gobo itu apa, pokoknya sejenis umbi yang panjang2 deh), roti sosis, seafood, kacang merah, pita bread, salad daaaan sebagainya. Favorit saya di restoran ini adalah pita bread yang diisi dengan suwiran ayam kukus, daun2 herb, sedikit seafood dan sayur-sayuran seperti paprika, lettuce dan sebagainya yang disiram dengan sedikit olive oil. Aduuuh enaaaak banget deh pokoknya. Jadi hari itu pun saya memilih makan pita bread isi ayam kukus (setelah lama bingung memilih antara pita bread isi apokat udang atau isi ayam kukus) dan segelas es cocoa. Wisang seperti biasa selalu kebingungan (karena kebanyakan pilihan heheheh), tapi akhirnya dia memilih donat dari gula merah.

Ini dia si Pita Bread isi sayuran plus ayam kukus dan donat gula merah
Sayangnya karena kami kurang narsis jadi langsung makan aja sebelum difoto,
hasilnya ya bergini deh, jadi sedikit kurang cantik karena ada bekas gigitannya hehehe
Setelah membayar, duduklah kami di kursi sambil ngobrol kesana kemari. Lumayanlah sedikit quality time hanya berdua saja dengan Wisang, tanpa harus mendengar dia berdebat dengan kakaknya atau sibuk dengan papanya. Hanya berdua, mama dan Wisang, heheheh....

Sebenarnya ini bukan kali pertama saya kencan berdua Wisang, tapi biasanya karena waktunya lebih pendek, kami beli sesuatu di mini market dan makan di taman sambil ditemani burung-burung dara yang datang dan pergi.

Ternyata asik juga kalau bisa jalan-jalan hanya berdua dengan Banyu saja atau Wisang saja. Gak terlalu banyak energi keluar (untuk melerai mereka berantem hihihihiii...), tapi bisa ngobrol santai.

Kapan-kapan kita kencan lagi ya nak.


Kencan di taman dengan sepotong Onigiri

Sagamihara, 30 April 2012