Jun 8, 2014

Dari Shinjuku sampai Kobe


Mojito

Hari sabtu, tanggal 7 Juni kemarin, saya dan beberapa teman sepakat untuk ngumpul sambil makan-makan dan (sedikit) minum-minum di Shinjuku. Hari itu salah satu kenalan kami di Akademi Kepolisian yang berasal dari Osaka, datang ke Tokyo untuk berpamitan. Ya, dia baru saja mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai polisi dan akan memulai karir baru sebagai pengajar di sebuah juku khusus untuk anak-anak Jepang di Jakarta. Awalnya kami semua sangat terkejut dengan keputusannya. Bayangkan, dia membuang kemapanan hidup sebagai polisi yang notabene adalah pegawai negeri dengan jaminan hidup aman tentram sampai akhir hayat untuk sebuah pekerjaan di negeri asing yang belum tentu cocok dengannya. Tapi yaaah, kita tidak tau hidup akan membawa kita kemana kan. Sebetulnya saya pun punya andil besar mendorong dia untuk mengambil keputusan ini ketika pertama kali dia datang untuk berkonsultasi kepada saya. Setelah bertugas selama setahun di Airport Kansai ia dipindah ke bagian Dalmas (Pengendalian Massa 機動隊ーkidoutai) mulai bulan April tahun ini. Bagian Dalmas bertugas menjaga ketika terjadi demo dan sebagainya, dan dia merasa frustasi berada di situ tanpa bisa menggunakan bahasa Indonesia yang dipelajarinya selama dua tahun penuh dan memutuskan untuk mencari pekerjaan lain. Aaaah tapi saya tau kok, sebenarnya ada alasan lain di balik itu, hehehhe... Apalagi kalau bukan demi seorang wanita, heheheh... Ya sudahlah, saya tidak mau membicarakan persoalan pribadinya di sini. 

Karena sudah masuk musim hujan, kemarin pun hujan deras seharian. Tapi meskipun begitu saya tetap semangat 45 dong, namanya juga pergi makan-makan dan bertemu dengan teman yang sudah lama tidak saya temui. Pertama kami bertiga pergi ke tempat minum di Omoide Yokocho yang terletak persis di sebelah stasiun Shinjuku West Exit. Omoide Yokocho ini berupa sebuah gang sempit yang dipenuhi dengan tempat makan/minum sake di kiri kanannya. Saking sempitnya orang Jepang biasa menyebut tempat ini shouben yokocho yang artinya gang tempat buang air kecil! Semua warung menjual sake dan minuman keras lain meskipun makanannya bervariasi. Ada yang hanya menjual ramen. Ada yang hanya menjual yakitori (sate), ada juga yang menjual berbagai makanan Jepang yang bisa dijadikan teman minum sake. Kami pun segera masuk ke salah satu warung yang ada di sana. Saya lupa namanya tapi yang jelas warung ini meski terdiri dari dua lantai. Meskipun sempit tempat itu menyediakan makanan dan minuman yang super lezat.

Gang masuk Omoide Yokocho
Warung di kiri kanan gang

Meskipun hari itu hujan deras, warung yang kami masuki penuh sesak dengan tamu. Kami memilih kursi di bawah supaya tidak usah repot-repot naik turun tangga. Selain kaunter di sisi kiri, tempat duduk di lantai bawah hanya ada kira-kira 4 meja. Masing-masing meja dipisahkan dengan dinding kayu sehingga kami seperti berada di bilik-bilik kecil yang setengah terbuka. Kami memesan macam-macam makanan seperti motsuni (semacam semur usus babi dengan lobak dsb), ayam goreng, telur dadar, tempura ikan, eda mame dan sebagainya. Minumnya diawali dengan bir, dilanjutkan dengan sparkling sake (saya baru tau ada sake Jepang yang dicampur soda seperti ini, tapi enak juga!), dan diakhiri dengan Mojito bergarnish dua iris apel, jeruk nipis dan daun mint. Lumayan juga dalam 1,5 jam sambil ngobrol ngalor ngidul kami menghabiskan semua makanan dan minuman itu.

Motsuni

Setelah menghabiskan makanan dan minuman tersebut, kami lalu pindah ke kafe kecil di depan stasiun karena ada seorang teman yang bergabung dengan membawa anaknya yang masih kecil-kecil. Makan dan minum lagilah kami di situ. Aduuh hari sabtu kemarin bener-bener tersiksa karena kekenyangan! 

Pulangnya, kami menerima oleh-oleh dari mantan murid tersebut. Oleh-oleh itu terbungkus dalam kotak merah yang apik dan gaya dari toko coklat Frantz di Kobe (www.frantz.jp). Isinya stroberi kering dilapisi white chocolate yang uenaaaaaknya minta ampun! Minasan, gochisousama deshita!


Kotaknya cantiiiik!


Stroberi kering berlapis coklat putih dari Toko Frantz

不在連絡票 Surat dari kantor pos


Di Jepang ada suatu surat yang disebut 不在連絡票(fuzairenrakuhyou). Saya tidak tahu apakah di Indonesia ada surat semacam ini atau tidak, sehingga saya terjemahkan saja dengan terjemahan bebas ya, surat pemberitahuan pengiriman barang ketika tidak ada orang di alamat yang dituju. Aduuuuh panjang banget ya terjemahannya! Surat ini diterbitkan oleh kantor pos atau perusahaan ekspedisi yang mengantar barang/surat tercatat ke alamat kita. Bila di rumah tidak ada orang yang menerima barang tersebut, alias rumahnya kosong, biasanya pak pos atau petugas ekspedisi meninggalkan surat ini di kotak pos di depan rumah. 

Di surat itu tercantum nomor telepon yang bisa dihubungi untuk meminta agar barang dikirim kembali pada hari, tanggal dan jam yang kita tentukan sendiri. Selain melalui telepon, kalau kita tidak ingin mengeluarkan biaya untuk menelepon, kita juga bisa request pengiriman kembali melalui situs resmi pos/perusahaan ekspedisi tersebut. Contoh surat pemberitahuan seperti foto di atas. Di situ selain nomor telepon dan alamat situs, juga tercantum, tanggal dan jam berapa mereka datang ke rumah kita. Dan yang terpenting, mereka mencantumkan tracking number, yaitu nomor untuk melacak kiriman tersebut. 

Pada saat menelepon atau mengisi formulir permohonan pengiriman kembali melalui internet, kita diminta mengisi nomor tersebut, tanpa nomor tersebut akan sulit sekali bagi mereka untuk mengirimkan kembali barang ke alamat tujuan. Suatu hari saya pernah saking sibuknya, saya tidak segera menelepon kantor pos untuk minta pengiriman kembali dan ketika saya teringat harus menelpon, surat pemberitahun ini sudah hilang entah kemana. Saya nekat menelepon kantor pos terdekat yang biasa melayani pengiriman barang ini, perlu waktu berhari-hari melacaknya tanpa nomor pelacakan, dan akhirnya barang yang sudah dikirim tersebut dikembalikan ke pengirimnya karena dianggap tidak ada penerima di alamat yang dituju.

Bagi saya sistem ini praktis tapi sekaligus merepotkan apabila kita kehilangan surat pemberitahuannya, sebab mereka tidak bisa begitu saja melacak melalui alamat ataupun nomor telepon kita. Yang harus saya lakukan adalah mengurangi sifat pelupa dan suka menunda saya nih. Peace!!

Higashirinkan 2014.06.08







Jun 4, 2014

忘れ物 Ketinggalan barang di taman

昨日の夕方、バニュとウィサンは友達のもあちゃんと林間公園で遊びに行きました。サッカーボールとすいとうをもって行きました。5時半ごろ帰って、すぐ晩ご飯や明日の支度などをやっていました。




8時頃になったら、バニュは突然公園で忘れ物をしたことを思い出しました。それは、もちろんボールとすいとうです!もう、バニュとウィサンたらぁ!!主人に注意されて、1週間友達と遊ぶことは禁止されました!私は「じゃ、明日学校から帰ったら、公園へ行って、探してね」と言いました。


今日は家にいましたので、公園まで一緒に行きましたが、そこそこのすいとうなので、まだあるかなぁ、ないかなぁとドキドキしながら公園を覗きました。昨日忘れたところになんとボールとすいとうがありました!!朝からあんなに人がいっぱいいるのに、ボールとすいとうは1センチも移動されなかったのです!さすが日本!!インドネシアだったら、もうとっくに消えたと思います(苦笑)。

バニュ、ウィサン、これから気をつけてね!!

Banyu n Wisang kemarin sore main ke taman rinkan bersama temannya Moa chan. Mereka pergi membawa tempat minum dan bola kaki. Kira-kira jam 8 malam, Banyu tiba-tiba teringat kalau ia meninggalkan barang bawaannya di taman. Aduuuh, padahal tempat minum yang dibawanya harganya lumayan mahal.  Jangan-jangan sudah lenyap pikir saya. 

Keesokan harinya, setelah pulang dari sekolah Banyu bersama saya mendatangi taman tersebut. Daaaan, tempat minum serta bola masih terletak dengan manisnya di sana tak bergeser satu inchi pun! Padahal ada begitu banyak orang di taman sejak pagi sampai sore. Untuuuung ini di Jepang bukan di Indonesia. Sayangnya meskipun ketemu, Banyu n Wisang tetap dihukum papanya, tidak boleh keluar main selama seminggu! Waaaaaah, apa boleh buat! Lain kali hati-hati ya BanWis!!


東林間2014.06.04

ピアノ発表会(Piano Recital)

ばたばたしていて、中々ブログを更新する時間がなかったので、遅れて投稿しましたが、娘のバニュのピアノ発表会です。



バニュは去年の6月からピアノを習い始めて、今回(2014.05.10)は初めての発表会でした。最初は相変わらずマイペースで、全然緊張感がないバニュでしたが、発表会当日に「ママ、お腹が痛い」と急に言い始めた。やっぱり緊張したね、バニュ!最後の最後のレッスンまでは長い曲を上手く引けなかったせいかもしれません。

バニュは今回3曲を引きましたが、最初の2曲は一人で引き、最後の1曲は先生と連弾で引きました。1番目の曲はドイツの民謡「かわいいオーガスティン Oh du lieber Augustin」、そして2番目の曲は「5月のそよ風 May Breeze」。先生と連弾で引いた曲はアニメの「コナン」の曲でした。


「かわいいオーガスティン」は上手く引けましたが、「5月のそよ風」は長いし、幅が広い曲なので、レッスンを始めてから1年も経ってないバニュにはちょっと難しかったかなぁという印象でしたが、最後の最後まで応援しました。「もし、当日間違えたら、どうしよう」と不安そうなバニュの発言に対して、「絶対大丈夫だよ!」と毎日言い聞かせました。「間違えても平気さ!誰も知らないから、大丈夫だよ!」と私の5月の口癖でした(爆笑)

ピアノの発表会は1部と2部に別れています。1部は生徒さんたちは一人で引いていましたが、2部は連弾でした。先生を含めて合計16人が発表しましたが、大人も子供も一緒の場で発表しました。大人はともかく、子供は小2から高2まで幅広い年齢の子供達が様々な曲を引いて、一年間の成果を披露してくれました。曲もいろいろです。バッハ(Bach)やショパン(Chopin)、チャイコフスキー(Tcaikovsky)のクラシック曲を引いている子がいれば、外国の民謡やポップミュージックを引いて子もいました。


バニュは1部に3番目に引いていて、赤いドレスに黒いボレロを着ていました。髪はアップしましたが、その後ほどけばよかったと思うようになりました(笑)まぁ、本人が気に入ってくれてたので、良かったですが・・・


仲良しのお友達も来てくれましたので、バニュはとても喜んでいました。りさちゃん、菜々実ちゃん、いつき君、萌愛ちゃんなど応援してくれて、会場に駆けつけてくれました。本当にありがたいことです。皆さんは花束まで持って来てくれましたので、本当に感謝!感謝!

発表会は1時15分に始まり、3時半ごろ終わりました。最後に生徒さんたちは先生と写真を撮って帰りました。本当に有意義のある一日でした!



最後に、なんとウィサンも今日からピアノのレッスンを始めます。先生は「バニュとウィサンを連弾させます」なんて言ってくださったので、来年の発表会に2人の成果を楽しみにしてます。

ではでは!
東林間2014.06.04





家庭訪問2014年

一昨日、6月2日に娘と息子の小学校の家庭訪問が行われました。
家庭訪問のときに担任の先生がお家に来て、大体10分程度子供の様子のお話をしてくれます。

今年はウィサンも小学校に上がったので、今年の家庭訪問は同じ日に行われるように特別に依頼をしました。そのため、バニュの家庭訪問は午後2時20分から、ウィサンの家庭訪問はその一時間後3時20分からでした。

まず、家庭訪問に向けて、その前の日に夫と二人で夜中2時まで家中を掃除しました。もう、クタクタでしたよ!日本人はきれい好きで、家庭訪問の時にどんな家族やどんな親かに判断されるので、第一印象が大事ですね。家が汚かったら、親はだらしないという風に思われちゃうし、親がだらしなければ、子供もだらしないだろうと勝手に判断しちゃうでしょう。最終的に子供が可哀想なので、毎年家庭訪問に向けて一所懸命に大掃除をします。

つぎは、先生は一日に7軒から8軒のお家に廻るそうです。そのため、毎年10分しか話す時間がないので、話したいことや、聞きたいことなどを考えて、必要であれば、メモっておきます。私は毎年最も気になるので、子供達の学校での様子や学習態度なので、それを聞きます。

バニュの今年の担任の先生は若い先生です(多分30代前半の方)。私より先生の方が緊張していたようでした(笑)。玄関先でお話してくれると思いきや、上がってしまいました(掃除して、よかった!)。先生によると、バニュはクラスの中でリーダー的な存在だそうです。先月行われた町探検にもグループリーダーになって、友達をまとめたり、地図を確認したり、レポートまで書いたりする存在でした!さすがママの子(うふふふっ)。また、授業中にもとても積極的に手をあげたり、答えたりするそうです。先生もお手伝いも言われなくてもたくさんしてくれるらしいです。やったね、バニュ!毎日皆で仲良く勉強したり、遊んだり、給食を食べたりしたそうです。2年生のときよりももっと学校を楽しんでるバニュの様子を聞いたら、安心しました。

さて、次はウィサンの担任の先生の訪問です。小学校に上がって、初めての家庭訪問なので、なんだかちょっと緊張してきました。ウィサンの担任はとても若いです。新卒の先生なので、20代前半の可愛い先生です。ウィサンの先生は上がらずに、玄関先でお話をしてくれました。とてもおっしゃべりの先生でした(笑)。先生によるとウィサンのクラスの生徒達は何をやっても一所懸命だそうです。確かに先月の授業参観に言ったときも同じ印象でした。バニュの1年生のクラスはじっとしてられない男達は何人かいて、授業中でもうろうろしていました。しかし、ウィサンのクラスにはそのような光景はありませんでした。同じ時に参観していたママは「皆さんおとなしいですね」なんて言っていました。

ウィサンはバニュと違って、ちょっとシャイなので、積極的に手を上げることは殆どないそうですが、とてもおっしゃべりだそうです。隣に座っている子のことが大好きのようで、いつも仲良く遊んでいます。ある日、その子に「俺の腕をこの黒いマーカーで書いて」って言われたらしいです。それで、腕に黒いマーカーを使って絵を書いたそうです。参ったなぁ!でも、大丈夫!それも勉強でしょう。今回、人に言われても、言われた通りにするとは限らない。嫌なことを言われたら、タンタンと断ることが必要ですよ、ウィサングニ!!今度、その子のママに会ったら、謝ります。

また、ウィサンのことについて、最も心配なのは給食です。ちゃんと食べてくれるかなぁ、30分以内に完食できるかなぁと毎日心配しています。やっぱり、おっしゃべりなので、最初の5分は食べているそうですが、その後、おっしゃべりに夢中になったため、中々量が減ってないそうです。家で食べるときだって、同じですもの!しょうがないです!もうちょっと練習させようと思います。

男の子なので、毎日喧嘩したり、殴り合ったり、嫌なことを言い争ったりじゃないかと心配して、毎日ハラハラしています。今のところは大丈夫そうなので、少し安心していますが、これからも加害者や被害者にならないように、是非気をつけたいと思います。

とにかく、ばたばたの5月(ピアノの発表会、運動会、校長先生との語り会、授業参観、家庭訪問)が終わり、これから自分の研究や論文作成に戻りま〜す。


東林間2014.06.14

Jan 17, 2014

Trip to Melaka

 
Minggu lalu saya baru kembali dari perjalanan singkat ke Melaka. Bukan perjalanan dalam rangka pekerjaan, melainkan hanya mampir sebentar sebelum melanjutkan perjalanan pulang ke rumah saya di Tokyo setelah seminggu berada di Jogja. Sejak dulu saya sudah ingin sekali pergi ke Melaka. Saya penggemar sejarah, heritage, museum dan sejenisnya, jadi Melaka tampak seperti surga bagi saya dengan gedung-gedung lawas zaman kolonial dan budaya creol yang khas.
 
Sebenarnya perjalanan ini diawali dengan sesuatu yang sangat tidak mengenakkan, yaitu pesawat yang akan saya tumpangi dari Jogja ke Kuala Lumpur tertunda keberangkatannya selama 1 jam. Ya, mungkin ini sesuatu yang biasa di Indonesia, tapi bagi saya yang mengejar bus pukul 18.30 ke Melaka, ini lumayan memberi serangan panik sekejap saat itu. Sebenarnya saya sudah memilih penerbangan tercepat dari Jogja ke KL yaitu pukul 14.00, penerbangan berikutnya adalah sekitar pukul 5 sore. Saya perkirakan saya akan tiba di KL pukul 5 waktu setempat, ditambah proses imigrasi dan pengambilan bagasi, sebelum pukul 18.30 saya pasti sudah bisa berada di halte bus Trans Nasional yang akan membawa saya ke Melaka. Karena penundaan penerbangan itu, buyarlah semua rencana yang sudah saya susun rapi sedemikian rupa.
 
Karena saya tidak suka terburu-buru, apalagi di tempat asing, saya terbiasa merencakan dengan detil segala keperluan saya. Demikian pula kali ini, dalam perjalanan ke Jogja dari Tokyo, saya transit di KL selama kurang lebih 4 jam. Waktu itu saya pergunakan untuk mencari di mana halte bus no.4  tempat bus transnasional berada. Sebelumnya saya sibuk mencari loket tempat menjual tiket bus tersebut, tapi tidak ketemu juga. Ya sudahlah lebih baik saya mencari dulu di mana halte busnya. Sampai di sana, kebetulan ada bus yang baru datang dari Melaka, saya segera menghampiri pengemudinya dan bertanya dimana loket tiket berada. Pengemudi ini masih muda, tapi ia berbicara dengan bahasa Melayu yang sangat medok sekali, sehingga saya perlu beberapa detik untuk mencerna kalimatnya. Ternyata loket tiket bus transnasional ada di dalam bandara untuk penerbangan domestik! Ya ampuuun pantes aja dari tadi gak ketemu loketnya. Singkat kata setelah menemukan loket tiket saya langsung bertanya apakah saya bisa membeli tiket PP Bandara-Melaka untuk bulan Januari (waktu itu masih bulan Desember), dan ternyata boleh. Tiket sekali jalan seharga 21 RM (1 RM= Rp. 3700) jadi segeralah uang 42 RM berpindah tangan ke mbak-mbak yang ada di loket. Saya perhatikan harga tersebut sudah termasuk pelayanan bagasi dsb.
 
Kembali ke pesawat yang terlambat terbang. Tentu saja saya panik karena pasti saya tidak akan mungkin bisa naik bus ke Malaka yang pukul 18.30, padahal tiket sudah di tangan.  Akhirnya setelah menunggu kurang lebih satu jam lebih, pesawat yang akan saya tumpangi datang juga. Hampir setengah 4 sore ketika pesawat lepas landas, dan jam menunjukkan pukul setengah 7 malam ketika pesawat mendarat di KL.  Saya cepat-cepat berjalan menuju imigrasi lalu mengambil bagasi setelahnya. Ketika menuju pintu keluar sambil mendorong koper, seorang petugas bertampang galak mencegat saya dan berkata "Where are you from?" Ketika saya jawab Indonesia, dia tampangnya langsung lumer dan mempersilakan saya lewat. Waaah padahal saya sudah deg-degan setengah mati waktu itu. Baru kali ini kata Indonesia manjur, biasanya malah tambah digalakin.
 
Saya segera menuju terminal domestik dan menemui petugas bus transnasional di loket. Saya katakan bahwa karena pesawat yang saya tumpangi mengalami penundaan saya tidak bisa naik bus pukul 18.30 dan bertanya apakah tiket saya bisa saya pakai untuk naik bus yang sama pukul 20.00. Ternyata tidak bisa! Petugas dengan sopan menjawab "I am sorry mam, we have no relation with the airplane, so you have to buy new ticket." Waduuuuh, terpaksalah saya membeli tiket baru, meski sambil nggrundel bahwa ini bukan salah saya. Mungkin karena melihat wajah saya yang sudah lelah, petugas itu berunding ke atasannya dan kembali ke saya lalu berkata "Mam, we'll give you child price." Hahahahaa..... saya pun tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Tapi sebenarnya harga anak tidak begitu berbeda dengan tiket dewasa, yaitu 18 RM. Tapi tak apalah, itu pun sudah lumayan!
 
Pukul 20.00 bus transnasional tiba di halte, dan para penumpang sibuk memasukkan koper ke bagasi  bus. Saya mengira akan ada petugas bus atau pengemudi yang akan membantu penumpang memasukkan koper ke bagasi karena saya lihat di tiket tertulis harga sudah termasuk layanan bagasi, tetapi ternyata semuanya harus kita kerjakan sendiri! Dari 4 pintu bagasi hanya 2 yang dibuka, sehingga tidak semua barang milik penumpang bisa masuk, tapi supirnya anteng-anteng saja. Saya sudah mulai tidak sabar. Saya geser tas-tas milik penumpang lain dan memaksa koper saya yang seberat 25 kg itu masuk ke bagasi bus. Untunglah ada mas-mas Melayu baik hati yang melihat saya kesusahan mendorong masuk koper saya lalu membantu saya.
 
Setelah bagasi beres saya cepat-cepat naik ke dalam bus. Seperti bus-bus lain di Malaysia, komposisi tempat duduk adalah 5 deret dari depan adalah tempat duduk dengan masing-maisng dua kursi di kiri dan kanan. Deret di belakangnya semua terdiri dari 1 kursi yang diperuntukkan untuk penumpang yang bepergian sendirian. Saya duduk sendirian di deret ke-6, wah lumayan juga nih, nyaman sendirian jadi tidak perlu merasa kikuk karena bersebelahan dengan orang asing. Eeeeh belum juga bus yang saya tumpangi itu bergerak, mas-mas Melayu yang tadi membantu saya memasukkan kopor yang juga duduk sendiri di sisi diagonal saya mulai mengajak ngobrol, tanya dari mana lah, berapa harga tiket lah, ini lah, itu lah, saya mulai merasa tidak nyaman ketika ia menanyakan nama. Saya cuekin dan segera ambil buku, pura-pura membaca. Tapi baru setengah halaman saya mulai membaca, bus bergerak dan semua lampu dimatikan. Waaaah gagal akting membaca, akhirnya saya pura-pura tidur sambil memperhatikan pemandangan di luar supaya tidak diajak ngobrol lagi oleh si mas kepo itu. Huh!
 
Tampaknya bus kami terus berada di jalan tol. Sesekali saya melihat perumahan, tapi selanjutnya kebanyakan adalah berupa perkebunan sawit maupun hutan. Hampir pukul 10 malam ketika bus yang saya tumpangi masuk ke terminal Melaka Sentral. Saya mulai dag dig dug lagi. Terminal itu lumayan besar dan bersih tetapi tampak sepi sekali. Toko-toko sudah tutup dan hampir tidak ada orang di tempat bus kami berhenti. Gawat juga nih, pikir saya! Di beberapa situs yang saya baca, kami tidak dianjurkan naik taksi yang ditawarkan di sekitar tempat bus berhenti. Kebetulan ada satu situs berbahasa Jepang yang dengan detil memaparkan di mana letak loket taksi resmi di dalam terminal itu. Tentu saja saya saya sudah hafalkan tempat itu baik-baik supaya tidak terjebak scam yang berkeliaran menyasar orang asing. Tiba di loket taksi, ada satu orang petugas di dalamnya. Ketika saya mengatakan hotel tempat saya menginap dan bertanya berapa tarifnya atau apakah bisa pakai argo. Bapak itu langsung menunjuk salah satu dari beberapa supir taksi yang nongkrong di sekitar loket, dan menyuruh saya langsung nego dengan supir itu. Waduuh! Saya lihat beberapa bule di depan saya pun diperlakukan sama, mereka langsung nego dengan supir taksi yang sudah kongkalikong dengan petugas di loket itu. Hari semakin malam dan terminal pun sepi, tidak ada pilihan lain kecuali mengikuti supir taksi yang sudah ditunjuk itu. Dia menyebut angka 10 RM  ketika saya sebutkan hotel tujuan saya. Saya tidak tahu seberapa jauh hotel itu tapi saya tawar sedikit karena pasti seharusnya tidak sampai segitu kalau menggunakan argo. Supir sok jual mahal dan saya juga sudah lelah, akhirnya saya sepakat dengan harga 10 RM itu. Hotel saya ternyata tidak terlalu jauh. Tapi ya sudahlah tidak apa-apa daripada ketemu scam di negeri asing.
 
Supir taksi yang membawa saya ke hotel sangat suka bercakap-cakap. Mulai dari tanya dari mana, mau kemana, kenapa sendirian, sampai bertanya kenapa koper saya berat sekali apa sih isinya, katanya! Haduuuh ini orang Melayu semua emang pada kepo ya, pingin tahu urusan orang! Tapi lumayanlah saya agak terhibur dengan kecerewetan bapak itu.
 
Sampai di hotel, petugas front office melayani saya dengan cepat dan efisien. Saya sudah segera ingin mandi dan merebahkan badan yang terasa sangat penat. Kamar saya lumayan luas dan bersih, standar bintang 3, lumayan lah. Lebih dari cukup untuk tidur sendirian! Segera saya menuju jendela, dan voilaaa ternyata  petugas check in berbaik hati memberi saya kamar dengan River View, padahal ketika saya memesan melalui Agoda harga yang saya bayarkan adalah untuk kamar dengan city view. Lucky, pikir saya!! Sungai Melaka tampak mengalir tenang disinari lampu jalan. Ah saya sudah tak sabar lagi menanti esok hari!
 
bersambung...