Dec 28, 2011

Papa, Buku dan Natal

Papa....
Hari ini gak sengaja aku menemukan website intisari online. Sebenarnya intisari online sudah pernah aku dengar, tapi baru kali ini aku membukanya. Dan ingatanku melayang kepadamu untuk kesekian kalinya.

Papa....
Masih jelas di mataku, rumah kita di Balikpapan yang penuh dengan buku dan majalah intisari kesukaanmu. Rasanya sejak aku bisa mengingat, rak buku di rumah sudah penuh dengan majalah intisari koleksimu sejak tahun 70-an sampai edisi terbaru. Kegemaranmu membaca lalu menular padaku, dan aku mulai akrab dengan majalah itu sejak aku bisa membaca. Kadang-kadang aku heran, buat apa sih majalah lama dikumpulin, kenapa gak dibuang aja. Jumlahnya yang banyak sangat memakan tempat di rak bukumu, tetapi bahkan sampai kertasnya menguning pun papa tidak pernah membuang satu pun intisari koleksi jadul itu.

Papa...
Selain intisari, aku masih ingat koleksi besar buku kebanggaanmu, Karl May terbitan Pradnya Paramita. Papa bangga sekali dengan buku itu, dan selalu tersimpan rapi di laci buffet rumah kita. Aku pun suka sekali membaca seri Karl May, bahkan sampai berulang-ulang.

Papa....
Ketika keluarga kita pindah ke Cilegon, lalu ke Jogja, aku sempat tercengang ketika membuka kardus-kardus yang sudah diturunkan dari truk di depan rumah kita di Gamelan. Salah satu dus-dus itu berisi intisari jadul dan buku Karl May kesayanganmu. Waktu itu aku yang belum mengerti passion mu hanya bisa menghela nafas sambil ngedumel di dalam hati, ngapain sih buku-buku jadul itu dibawa sampai kemana-mana. Tapi kini aku tahu papa, passion mu disitu. Papa gak pernah sanggup membuang buku-buku kesayanganmu karena buku itu adalah bagian dari dirimu dan sebaliknya.

Papa....
Natal tahun ini terasa beda, karena aku terus teringat natal tahun lalu ketika kami menelponmu di malam natal. Waktu itu papa baru selesai misa dan lagi makan bareng mama dan Ova. Rasanya aku ingin memutar kembali waktu ke masa dimana papa masih ada karena ternyata aku tidak menyadari apa yang kupunya sampai Dia mengambilnya kembali.

Papa...
Setiap mendengar lagu natal, ingatanku selalu melayang ke papa. Entah mengapa di dalam diriku, lagu natal (selain lagu rock) rasanya kok identik denganmu. Mungkin selama bertahun-tahun kita tinggal bersama setiap natal papa selalu memutar lagu natal setiap hari selama bulan Desember.  Natal di rumah Balikpapan masih tidak tertandingi dan tidak terlupakan sampai hari ini. Kado melimpah, makanan dan minuman yang mengalir dengan tamu-tamu yang hilir mudik. Oh papa betapa rindunya aku akan masa kecilku.

Papa...
Selesai misa natal di gereja machida, kami ikut makan-makan di kantin basement. Kebetulan di sebelahku duduk seorang wanita tua sendirian. Dari omong-omong kami, ternyata ia datang ke gereja berharap bisa ketemu anaknya (laki-laki) dan cucu-cucunya. Tetapi mereka tidak datang, karena menantunya tidak begitu suka mereka pergi ke gereja. Oh papa... betapa aku sedih memandang matanya yang sendu ketika menceritakan anak dan cucunya. Aku teringat padamu papa, pasti merindukan kami berkumpul seperti dulu. 

Papa....
Bulan depan akan genap satu tahun papa pergi ke surga, tapi papa tetap tinggal di hatiku selamanya. Aku tahu papa pun masih selalu menjaga aku, nina, tommy, ova, dan mama dari sana. 

Selamat natal papa, I miss you so much.

Natal 2004 di rumah Gamelan

Sagamihara, 28 December 2011

4 comments:

  1. Huuuaaaaaa...... But thanks for bringing back the memories... The memories that will live forever... How I get so homesick every time I finish reading your blog!!!!... Thank you sister...

    ReplyDelete
  2. Sistaaa.... aku juga bisanya nulis kalau pas lagi homesick gak tertahankan kok hehehhehe.... I miss you so much, hugs!!

    ReplyDelete
  3. marai mewek mewek..huuu..

    ReplyDelete
  4. Tommy, hahahha.... ayo huaa huaaa bersama heheheh..... Kiss kiss buat Gea yaaaaaaaa...

    ReplyDelete